Cerita Sex,Cerita Bokep,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pemerkosaan,Cerita Sex ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Bikin Sange.Cerita Tante Girang,Cerita Dewasa,Cerita Panas,Crita Nentot SPG,Cerita Sex Pramugari
Aku habis cerai dari istri saya karena masalah yang tidak bisa mengalah satu sama lainnya, kemudian dia memilih pergi dari saya. Di tempat aku bekerja juga aku menjadi pendiam peristiwa itu selalu membayangi diriku.
JBMSEX - Dan salah satu teman Julia di kantorku merasa simpati dengan saya, sehingga setelah pulang kerja kita pulang bareng dan mencoba menghiburku, selama dalam perjalanan teman bertanya atas apa yang terjadi pada keluargaku dan aku selalu menjawab apa yang selalu ditanyakannya.
Tanpa terasa kami sudah berada di dalam tempat tinggal saya, setelah saya persilakan dia untuk mengambil apa yang dia mau di kulkas, saya langsung ke kamar mandi untuk menumpahkan air pipis yang sejak dari tadi sudah di ujung kemaluanku.
Sekembalinya saya keruang tamu, teman saya sudah duduk sambil baca baca majalah dengan satu kaleng Coca-Cola. Sayapun duduk di sampingnya. Tapi tidak terlalu rapat. Saya hidupkan TV kebetulan acara berita nasional negara ini.
Kamipun bercerita panjang lebar tentang teman saya itu, seperti sudah berapa lama dia telah meninggalkan Hongkong tempat asalnya.
Tapi setiap kali dia menjawab pertanyaanku dia selalu tersenyum sambil matanya memandang ke arah selangkanganku. Aku langsung melirik selangkanganku, rupanya aku lupa men-zip-nya. Langsung kutarik zip-nya, sambil bercanda padanya.
“Maklumlah Jul, soalnya sarangnya sudah lama pergi!”, Kataku pada Julia.
“Emangnya sudah berapa lama burungmu tidak masuk kandang?”, Julia membalas candaku sambil meneguk Coca Cola dengan sedikit senyum di bibirnya.
“Kira kira Lima minggulah, emangnya kenapa nanya nanya?”, Aku meneruskan sambil mencoba membetulkan posisi dudukku.
“Akh, aku nggak percaya. Mana ada sich laki laki yang sudah pernah begituan akan tahan selama itu untuk tidak melakukannya?”, Bantahnya sambil senyum.
“Memang sich, aku nggak tahan. Jadi selama ini aku pakai tangan aja”, Jawabku.
Sambil tertawa lebar, Julia menghampiriku. Dan Julia duduk di sebelahku, rapat sekali.
”Perlu dibantu?”, Tanyanya sambil tangan kanannya meraba-raba penisku.
Julia memang gadis Hongkong yang menawan, diusianya yang dua puluhan dia sangat menarik setiap mata laki-laki yang memandangnya. Karena dengan buah dada dan bongkahan pantatnya yang lebih besar dari ukuran rata-rata orang tempat asalnya. Aku jadi berani, kurangkul pundaknya sambil kulumat bibir yang berlipstick merah muda menawan itu. agen judi online terpercaya
Juliapun membalas dengan nafasnya yang semakin membuatku untuk mempererat rangkulanku. Aku merasa sedikit sakit pada penisku yang sudah sangat keras karena rabaan Julia. Dengan tak sabar kulepas rangkulanku dari pundak Julia dan dengan kedua tanganku kubuka celanaku sambil tetap duduk. Agak susah memang. Tapi berhasil juga.
Kudengar Julia mendesah bersamaan dengan tangannya yang menggenggam langsung penisku yang hanya pas-pasan dengan lingkaran tangannya itu. Kamipun kembali berpagutan, hanya kali ini tangan kiriku telah meremas-remas buah dadanya yang kenyal dan semakin kenyal itu. Sedangkan tangan kananku membelai-belai tengkuknya. Julia semakin memperdengarkan desahnya.
“Jim, kita ke kamarmu saja.., ayo Jim, aku sudah tak tahan nich?”, Julia memohon mesra.
Aku pun berdiri, tapi ketika aku ingin membuka pakaianku, aku tersentak kaget karena Julia sudah menarik penisku sambil menanyakan di mana kamarku.
“Pelan pelan Julia, sakit nich!”, protesku atas tangan Julia yang menggenggam penisku dengan sangat ketat itu.
Aku berjalan sambil membuka bajuku ke arah kamarku yang telah kutunjukan pada Julia. (Sebenarnya aku tak mau menggunakan kamar dimana aku dan istriku tidur sebelum istriku itu pergi. Tapi bagaimana lagi. Sudah nafsu sekali saat itu).
Sesampai di kamar Julia dengan tergesa membuka seluruh pakaiannya. BH-nya, CD-nya. Semua dibuka dengan tergesa. Lalu Julia langsung menghampiriku yang sudah lebih dulu berbaring telentang di atas kasur sambil mengocok perlahan penisku agar semakin tegang, sambil melihat Julia membuka pakaiannya.
Julia berbaring miring di sebelahku, bibirnya mencari bibirku sedangkan tangan kanannya menggantikan tanganku untuk mengocok-ngocok penisku. Aku mendesah. Juliapun semakin beringas menciumi seluruh wajahku. Telingakupun tak lepas dari sapuan lidahnya. Aku merasakan nikmat bercampur geli yang tak terkira.
Jilatan Julia semakin turun ke arah leherku, dadaku dan kedua puting payudaraku juga dililitnya dengan lidah.
Sambil tangannya semakin cepat mengocok penisku yang sedikit terasa sakit karena genggamannya terlalu keras.
Jilatan Julia telah berada di atas pusarku, lidahnya dicoba untuk masuk dalam lubang pusarku, dapat kudengar desahnya. Walau desahku lebih besar darinya. Kini lidah Julia menyisir bulu-bulu penisku. Aku semakin tak tahan. Tapi aku menunggu, karena aku tahu kemana tujuan sebenarnya jilatan lidah Julia itu.
Ternyata aku salah, kukira Julia akan melahap penisku. Ternyata Julia malah menjilat jilat kedua bijiku bergantian. Tangannya tak lepas mengocok penisku. Sambil sesekali jari jempolnya menyapu ujung penisku yang telah basah karena air nikmatku telah membasahi bibir ujung kemaluanku. Geli dan nikmat sekali waktu Julia melakukan itu. Aku tersentak karenanya. mau dapat bonus setiap hari?
Karena waktu Julia melakukan itu badannya agak nungging di sampingku, maka kucoba meraih bongkahan pantatnya. Kuusap-usap, Julia mendesah nikmat rupanya. Jariku tak mau berhenti sampai disitu, jariku mencari-cari lubang kemaluannya. Setelah jariku menemukannya ternyata sudah basah sekali. Semua itu membuat jariku semakin mudah untuk mencari lubangnya.
Kusapu lubangnya dengan jariku sambil sekali-kali kumasukan jari telunjukku ke dalam lubangnya. Julia mendesah hebat sambil melepas jilatan lidahnya dari kedua bijiku. Kuraih pantat Julia agar tepat berada di atas wajahku.
Kini kedua tanganku beraksi atas bagian belakang tubuh Julia. Jari telunjuk tanganku yang kanan kumasukan ke dalam lubang vagina Julia sambil memaju mundurkan. Sedangkan jari telunjuk tangan kiriku menggosok gosok clitorisnya. Dapat kulihat dari bawah selangkangannya, Julia membuka mulutnya lebar tanpa bersuara merasakan nikmat.
Ketika niatku hendak menggunakan lidahku untuk menjilat vaginanya, aku merasakan nikmat dan sedikit ngilu yang tak terkira. Rupanya Julia telah melahap bagian kepala penisku. Lidahnya melilit-lilit di atas permukaan kepala penisku. Bandar Bola terpercaya
Akupun ingin menandinginya dengan mejilat-jilat permukaan lubang vagina Julia. Sambil sekali-kali kucoba untuk memasukan lidahku kedalam vaginanya. Agak asin memang, tapi yang lebih terasa adalah nikmatnya. Semakin nikmat lagi saat kudengar Julia mengeluh karena jilatan lidahku.
Julia telah memasukan penisku setengahnya dalam mulutnya sebentar sebentar dinaikan kepalanya, kemudian diturunkan lagi. Yang membuat aku merasa nikmat adalah saat Julia menurunkan wajahnya untuk melahap penisku, karena Julia telah mengecilkan lingkaran mulutnya. Sehingga hanya pas sedikit ketat ketika bibirnya menelusuri penisku dari atas ke bawah. Oh nikmat sekali.
Aku hampir saja muncrat kalau aku tidak segera minta Julia membalikan badannya hingga wajahnya berhadapan denganku. Aku membalas senyumnya yang kelelahan menahan nikmat yang baru saja kami alami.
Kucium lagi mulutnya yang sangat becek oleh air liurnya. Lalu kubalikan Julia agar berada dibawahku.
Kulebarkan selangkangannya kugenggam penisku dengan tangan kananku, lalu kugosok-gosok kepala penisku pada permukaan kemaluannya. poker online
“Oh.., Jim.., terus Jim.., aahh.., nikmat sekali.., sshh”, erang Julia.
Akupun mempercepat gesekannya, Julia menggeleng gelengkan kepalanya.
Lalu dengan tiba tiba kutancapkan penisku ke dalam vaginanya yang sudah banjir itu dengan satu hentakan keras, masuklah 3/4 nya penisku dengan leluasa. Bersamaan dengan itu Julia berteriak sambil badannya sebatas bahu terangkat seperti hendak berdiri matanya membelalak menghadapi tikamanku yang tiba-tiba itu.
“oohh Jimmy.., enaak.., terus.., Jim.., terus.., lebih cepat Jim.., ayo Jim.., terus.., aahh”, erang Julia sambil menghempaskan kembali bahunya ke kasur.
Kedua tangan Julia membelai wajahku sambil menggigit bibirnya yang bawah matanyapun menunjukan bahwa saat ini Julia sedang merasakan nikmat yang tiada tara. Akupun semakin cepat memaju-mundurkan penisku. Agen Judi Online Terpercaya
Nikmat yang kurasakan tiada bandingnya. Vagina Julia masih boleh dibilang sempit.
“Enak Jul?”, tanyaku padanya sambil memaju-mundurkan penisku. Julia tidak menjawab, hanya desahannya saja yang semakin jelas terdengar.
“Enak nggak Jul?”, tanyaku lagi.
Julia menjawab dengan anggukan kecil sambil menggigit kembali bibir bawahnya.
“Jawab dong Julia , nikmat nggak?”, paksaku walaupun ini adalah pertanyaan bodoh.
“Luar biasa Jim.., sshh.., aku hampir keluar nich oohh”, katanya terputus putus.
“Aku masukin semuanya yach Jul?”, tanyaku padanya yang sedang melayang.
“sshh.., em.., emangnya belum semuanya dimasukin?”, Julia balik bertanya heran sambil menatapku dengan sayu.
“Belum!”, Jawabku singkat sambil terus maju mundur.
Tangannyapun bergerak ke bawah untuk memastikan belum semua penisku masuk ke dalam lubang vaginanya. Ketika tangannya berhasil menyentuh sisa penisku yang masih di luar, aku merasa tambah nikmat. casino online terpercaya
“Oohh.., Jimmasukin Jim.., masukin semuanya Jim.., aahh”, pintanya sambil menarik pinggangku dengan kedua tangannya dan matanyapun terpejam menantikan.
Kucoba menahan tarikan tangan Julia pada pinggangku, agar masuknya sisa penisku tidak terlalu cepat. Aku ingin memberikan kenikmatan tak terlupakan padanya.
Benar saja, ketika sedikit demi sedikit sisa penisku masuk, Julia mendesis seperti ular yang berhadapan dengan musuhnya.
“Sshhhh.. sshhhh”, sambil matanya terpejam ketat sekali menahan nikmat telusuran penisku ke dalam vaginanya.
Kedua tangannyapun menjambak-jambak rambutnya sendiri.
Tanpa diduga kucabut penisku, hanya tinggal kepalanya saja yang masih tenggelam. Julia seperti ingin protes, tapi terlambat. Karena aku telah menekannya lagi dengan sekali tancap masuklah semua penisku.
“Jimmmiii!”, teriak Julia keras sekali sambil tangannya memukul-mukul tempat tidur.
Aku semakin percepat gerakanku, walaupun aku sudah merasa sedikit lelah dengan pinggangku yang sejak tadi maju mundur terus.
“Terus Jim.., oohh.., terus.., teruss.., oohh.., oohh.., aahh”.
Julia mengerang bersamaan dengan tercapainya Julia pada puncaknya, sambil tangannya meremas-remas sprei tempat tidur di kanan dan kirinya, badannya tersentak-sentak hanya putih yang kulihat di matanya.
Tapi aku masih terus memacu untuk menyusulnya, makin cepat, makin cepat lagi nafasku memburu. Bunyi nikmat terdengar dari dalam vagina Julia karena air nikmatnya itu.
“Oh Julia.., oohh.., aahh..”, cepat kucabut penisku agar tak muncrat di dalam, kugenggam penisku, kuarahkan penisku ke perut Julia, di sanalah air nikmatku mendarat.
Julia cepat bangkit dan mendorongku agar telentang, kemudian Julia melahap separuh penisku ke dalam mulutnya. Lidahnya menjilat-jilat mulut kecil di ujung penisku. Aku merasa ngilu sekali dan tangan Julia yang mengocok-ngocok penisku seperti hendak memastikan agar keluar semua air nikmatku.
“Sudah Juliiaa.., sudah.., ngilu nich.., uuhh.., sudah”, pintaku padanya.
Tapi Julia masih saja memaju-mundurkan mulutnya terhadap penisku yang semakin ngilu sekali. Setelah yakin tidak ada lagi air nikmat yang akan keluar dari penisku Juliapun merebahkan kepalanya di atas perutku sambil memandangku dengan penuh kepuasan.
Kemudian keadaan membisu, hanya detak jam dinding yang mengingatkan akan kenikmatan yang baru saja kami alami. Kami memang mencoba untuk mengingat kembali kejadian yang sempat membawa kami ke awang-awang.
“Julia, sudah jam 8 nich. Kamu nggak pulang?”, tanyaku memecahkan kesunyian.
Julia seakan tak mendengar ucapanku. Kemudian dengan lembut kuangkat kepalanya dan keletakan di atas kasur. Akupun coba bangkit, tapi sebelum aku turun dari tempat tidur kurasakan tangan Julia memegang perutku.
“Mau kemana Jim?”, tanyanya sambil melepas nafar panjang.
“Mau mandi dulu nich, lengket semua rasanya badanku”, Jawabku sambil menoleh ke arahnya.
“Tunggu dikit lagi, kita mandi sama-sama” Julia memohon sambil melingkarkan kedua tangannya di pinggangku.
Lalu kamipun pergi ke kamar mandi dan mandi berdua serta mengulanginya permainan seks yang sempat terputus tadi di kamar mandi. Setelah merasa puas kamipun istirahat sambil berpelukan hingga esok pagi.
Susah dapat bonus dari web lain ? Coba gabung aja di JBMBET! Proses depo dan withdraw cepat :) Selalu bisa bekerja sama dengan member :) Bonus gampang didapatkan :)
Tunggu apa lagi ? Gabung di JBMBET
Cerita Sex,Cerita Bokep,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pemerkosaan,Cerita Sex ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Bikin Sange.Cerita Tante Girang,Cerita Dewasa,Cerita Panas,Crita Nentot SPG,Cerita Sex Pramugari
Aku habis cerai dari istri saya karena masalah yang tidak bisa mengalah satu sama lainnya, kemudian dia memilih pergi dari saya. Di tempat aku bekerja juga aku menjadi pendiam peristiwa itu selalu membayangi diriku.
Cerita Sex Julia Membantu Kebutuhan Sex Ku
JBMSEX - Dan salah satu teman Julia di kantorku merasa simpati dengan saya, sehingga setelah pulang kerja kita pulang bareng dan mencoba menghiburku, selama dalam perjalanan teman bertanya atas apa yang terjadi pada keluargaku dan aku selalu menjawab apa yang selalu ditanyakannya.
Tanpa terasa kami sudah berada di dalam tempat tinggal saya, setelah saya persilakan dia untuk mengambil apa yang dia mau di kulkas, saya langsung ke kamar mandi untuk menumpahkan air pipis yang sejak dari tadi sudah di ujung kemaluanku.
Sekembalinya saya keruang tamu, teman saya sudah duduk sambil baca baca majalah dengan satu kaleng Coca-Cola. Sayapun duduk di sampingnya. Tapi tidak terlalu rapat. Saya hidupkan TV kebetulan acara berita nasional negara ini.
Kamipun bercerita panjang lebar tentang teman saya itu, seperti sudah berapa lama dia telah meninggalkan Hongkong tempat asalnya.
Tapi setiap kali dia menjawab pertanyaanku dia selalu tersenyum sambil matanya memandang ke arah selangkanganku. Aku langsung melirik selangkanganku, rupanya aku lupa men-zip-nya. Langsung kutarik zip-nya, sambil bercanda padanya.
Baca Juga : Cerita Sex Merengut Perawan Sahabat Sampai Ketahigan
“Maklumlah Jul, soalnya sarangnya sudah lama pergi!”, Kataku pada Julia.
“Emangnya sudah berapa lama burungmu tidak masuk kandang?”, Julia membalas candaku sambil meneguk Coca Cola dengan sedikit senyum di bibirnya.
“Kira kira Lima minggulah, emangnya kenapa nanya nanya?”, Aku meneruskan sambil mencoba membetulkan posisi dudukku.
“Akh, aku nggak percaya. Mana ada sich laki laki yang sudah pernah begituan akan tahan selama itu untuk tidak melakukannya?”, Bantahnya sambil senyum.
“Memang sich, aku nggak tahan. Jadi selama ini aku pakai tangan aja”, Jawabku.
Sambil tertawa lebar, Julia menghampiriku. Dan Julia duduk di sebelahku, rapat sekali.
”Perlu dibantu?”, Tanyanya sambil tangan kanannya meraba-raba penisku.
Julia memang gadis Hongkong yang menawan, diusianya yang dua puluhan dia sangat menarik setiap mata laki-laki yang memandangnya. Karena dengan buah dada dan bongkahan pantatnya yang lebih besar dari ukuran rata-rata orang tempat asalnya. Aku jadi berani, kurangkul pundaknya sambil kulumat bibir yang berlipstick merah muda menawan itu. agen judi online terpercaya
Juliapun membalas dengan nafasnya yang semakin membuatku untuk mempererat rangkulanku. Aku merasa sedikit sakit pada penisku yang sudah sangat keras karena rabaan Julia. Dengan tak sabar kulepas rangkulanku dari pundak Julia dan dengan kedua tanganku kubuka celanaku sambil tetap duduk. Agak susah memang. Tapi berhasil juga.
Kudengar Julia mendesah bersamaan dengan tangannya yang menggenggam langsung penisku yang hanya pas-pasan dengan lingkaran tangannya itu. Kamipun kembali berpagutan, hanya kali ini tangan kiriku telah meremas-remas buah dadanya yang kenyal dan semakin kenyal itu. Sedangkan tangan kananku membelai-belai tengkuknya. Julia semakin memperdengarkan desahnya.
“Jim, kita ke kamarmu saja.., ayo Jim, aku sudah tak tahan nich?”, Julia memohon mesra.
Aku pun berdiri, tapi ketika aku ingin membuka pakaianku, aku tersentak kaget karena Julia sudah menarik penisku sambil menanyakan di mana kamarku.
“Pelan pelan Julia, sakit nich!”, protesku atas tangan Julia yang menggenggam penisku dengan sangat ketat itu.
Aku berjalan sambil membuka bajuku ke arah kamarku yang telah kutunjukan pada Julia. (Sebenarnya aku tak mau menggunakan kamar dimana aku dan istriku tidur sebelum istriku itu pergi. Tapi bagaimana lagi. Sudah nafsu sekali saat itu).
Sesampai di kamar Julia dengan tergesa membuka seluruh pakaiannya. BH-nya, CD-nya. Semua dibuka dengan tergesa. Lalu Julia langsung menghampiriku yang sudah lebih dulu berbaring telentang di atas kasur sambil mengocok perlahan penisku agar semakin tegang, sambil melihat Julia membuka pakaiannya.
Julia berbaring miring di sebelahku, bibirnya mencari bibirku sedangkan tangan kanannya menggantikan tanganku untuk mengocok-ngocok penisku. Aku mendesah. Juliapun semakin beringas menciumi seluruh wajahku. Telingakupun tak lepas dari sapuan lidahnya. Aku merasakan nikmat bercampur geli yang tak terkira.
Jilatan Julia semakin turun ke arah leherku, dadaku dan kedua puting payudaraku juga dililitnya dengan lidah.
Sambil tangannya semakin cepat mengocok penisku yang sedikit terasa sakit karena genggamannya terlalu keras.
Jilatan Julia telah berada di atas pusarku, lidahnya dicoba untuk masuk dalam lubang pusarku, dapat kudengar desahnya. Walau desahku lebih besar darinya. Kini lidah Julia menyisir bulu-bulu penisku. Aku semakin tak tahan. Tapi aku menunggu, karena aku tahu kemana tujuan sebenarnya jilatan lidah Julia itu.
Ternyata aku salah, kukira Julia akan melahap penisku. Ternyata Julia malah menjilat jilat kedua bijiku bergantian. Tangannya tak lepas mengocok penisku. Sambil sesekali jari jempolnya menyapu ujung penisku yang telah basah karena air nikmatku telah membasahi bibir ujung kemaluanku. Geli dan nikmat sekali waktu Julia melakukan itu. Aku tersentak karenanya. mau dapat bonus setiap hari?
Karena waktu Julia melakukan itu badannya agak nungging di sampingku, maka kucoba meraih bongkahan pantatnya. Kuusap-usap, Julia mendesah nikmat rupanya. Jariku tak mau berhenti sampai disitu, jariku mencari-cari lubang kemaluannya. Setelah jariku menemukannya ternyata sudah basah sekali. Semua itu membuat jariku semakin mudah untuk mencari lubangnya.
Kusapu lubangnya dengan jariku sambil sekali-kali kumasukan jari telunjukku ke dalam lubangnya. Julia mendesah hebat sambil melepas jilatan lidahnya dari kedua bijiku. Kuraih pantat Julia agar tepat berada di atas wajahku.
Kini kedua tanganku beraksi atas bagian belakang tubuh Julia. Jari telunjuk tanganku yang kanan kumasukan ke dalam lubang vagina Julia sambil memaju mundurkan. Sedangkan jari telunjuk tangan kiriku menggosok gosok clitorisnya. Dapat kulihat dari bawah selangkangannya, Julia membuka mulutnya lebar tanpa bersuara merasakan nikmat.
Ketika niatku hendak menggunakan lidahku untuk menjilat vaginanya, aku merasakan nikmat dan sedikit ngilu yang tak terkira. Rupanya Julia telah melahap bagian kepala penisku. Lidahnya melilit-lilit di atas permukaan kepala penisku. Bandar Bola terpercaya
Akupun ingin menandinginya dengan mejilat-jilat permukaan lubang vagina Julia. Sambil sekali-kali kucoba untuk memasukan lidahku kedalam vaginanya. Agak asin memang, tapi yang lebih terasa adalah nikmatnya. Semakin nikmat lagi saat kudengar Julia mengeluh karena jilatan lidahku.
Julia telah memasukan penisku setengahnya dalam mulutnya sebentar sebentar dinaikan kepalanya, kemudian diturunkan lagi. Yang membuat aku merasa nikmat adalah saat Julia menurunkan wajahnya untuk melahap penisku, karena Julia telah mengecilkan lingkaran mulutnya. Sehingga hanya pas sedikit ketat ketika bibirnya menelusuri penisku dari atas ke bawah. Oh nikmat sekali.
Aku hampir saja muncrat kalau aku tidak segera minta Julia membalikan badannya hingga wajahnya berhadapan denganku. Aku membalas senyumnya yang kelelahan menahan nikmat yang baru saja kami alami.
Kucium lagi mulutnya yang sangat becek oleh air liurnya. Lalu kubalikan Julia agar berada dibawahku.
Kulebarkan selangkangannya kugenggam penisku dengan tangan kananku, lalu kugosok-gosok kepala penisku pada permukaan kemaluannya. poker online
“Oh.., Jim.., terus Jim.., aahh.., nikmat sekali.., sshh”, erang Julia.
Akupun mempercepat gesekannya, Julia menggeleng gelengkan kepalanya.
Lalu dengan tiba tiba kutancapkan penisku ke dalam vaginanya yang sudah banjir itu dengan satu hentakan keras, masuklah 3/4 nya penisku dengan leluasa. Bersamaan dengan itu Julia berteriak sambil badannya sebatas bahu terangkat seperti hendak berdiri matanya membelalak menghadapi tikamanku yang tiba-tiba itu.
“oohh Jimmy.., enaak.., terus.., Jim.., terus.., lebih cepat Jim.., ayo Jim.., terus.., aahh”, erang Julia sambil menghempaskan kembali bahunya ke kasur.
Kedua tangan Julia membelai wajahku sambil menggigit bibirnya yang bawah matanyapun menunjukan bahwa saat ini Julia sedang merasakan nikmat yang tiada tara. Akupun semakin cepat memaju-mundurkan penisku. Agen Judi Online Terpercaya
Nikmat yang kurasakan tiada bandingnya. Vagina Julia masih boleh dibilang sempit.
“Enak Jul?”, tanyaku padanya sambil memaju-mundurkan penisku. Julia tidak menjawab, hanya desahannya saja yang semakin jelas terdengar.
“Enak nggak Jul?”, tanyaku lagi.
Julia menjawab dengan anggukan kecil sambil menggigit kembali bibir bawahnya.
“Jawab dong Julia , nikmat nggak?”, paksaku walaupun ini adalah pertanyaan bodoh.
“Luar biasa Jim.., sshh.., aku hampir keluar nich oohh”, katanya terputus putus.
“Aku masukin semuanya yach Jul?”, tanyaku padanya yang sedang melayang.
“sshh.., em.., emangnya belum semuanya dimasukin?”, Julia balik bertanya heran sambil menatapku dengan sayu.
“Belum!”, Jawabku singkat sambil terus maju mundur.
Tangannyapun bergerak ke bawah untuk memastikan belum semua penisku masuk ke dalam lubang vaginanya. Ketika tangannya berhasil menyentuh sisa penisku yang masih di luar, aku merasa tambah nikmat. casino online terpercaya
“Oohh.., Jimmasukin Jim.., masukin semuanya Jim.., aahh”, pintanya sambil menarik pinggangku dengan kedua tangannya dan matanyapun terpejam menantikan.
Kucoba menahan tarikan tangan Julia pada pinggangku, agar masuknya sisa penisku tidak terlalu cepat. Aku ingin memberikan kenikmatan tak terlupakan padanya.
Benar saja, ketika sedikit demi sedikit sisa penisku masuk, Julia mendesis seperti ular yang berhadapan dengan musuhnya.
“Sshhhh.. sshhhh”, sambil matanya terpejam ketat sekali menahan nikmat telusuran penisku ke dalam vaginanya.
Kedua tangannyapun menjambak-jambak rambutnya sendiri.
Tanpa diduga kucabut penisku, hanya tinggal kepalanya saja yang masih tenggelam. Julia seperti ingin protes, tapi terlambat. Karena aku telah menekannya lagi dengan sekali tancap masuklah semua penisku.
“Jimmmiii!”, teriak Julia keras sekali sambil tangannya memukul-mukul tempat tidur.
Aku semakin percepat gerakanku, walaupun aku sudah merasa sedikit lelah dengan pinggangku yang sejak tadi maju mundur terus.
“Terus Jim.., oohh.., terus.., teruss.., oohh.., oohh.., aahh”.
Julia mengerang bersamaan dengan tercapainya Julia pada puncaknya, sambil tangannya meremas-remas sprei tempat tidur di kanan dan kirinya, badannya tersentak-sentak hanya putih yang kulihat di matanya.
Tapi aku masih terus memacu untuk menyusulnya, makin cepat, makin cepat lagi nafasku memburu. Bunyi nikmat terdengar dari dalam vagina Julia karena air nikmatnya itu.
“Oh Julia.., oohh.., aahh..”, cepat kucabut penisku agar tak muncrat di dalam, kugenggam penisku, kuarahkan penisku ke perut Julia, di sanalah air nikmatku mendarat.
Julia cepat bangkit dan mendorongku agar telentang, kemudian Julia melahap separuh penisku ke dalam mulutnya. Lidahnya menjilat-jilat mulut kecil di ujung penisku. Aku merasa ngilu sekali dan tangan Julia yang mengocok-ngocok penisku seperti hendak memastikan agar keluar semua air nikmatku.
“Sudah Juliiaa.., sudah.., ngilu nich.., uuhh.., sudah”, pintaku padanya.
Tapi Julia masih saja memaju-mundurkan mulutnya terhadap penisku yang semakin ngilu sekali. Setelah yakin tidak ada lagi air nikmat yang akan keluar dari penisku Juliapun merebahkan kepalanya di atas perutku sambil memandangku dengan penuh kepuasan.
Kemudian keadaan membisu, hanya detak jam dinding yang mengingatkan akan kenikmatan yang baru saja kami alami. Kami memang mencoba untuk mengingat kembali kejadian yang sempat membawa kami ke awang-awang.
“Julia, sudah jam 8 nich. Kamu nggak pulang?”, tanyaku memecahkan kesunyian.
Julia seakan tak mendengar ucapanku. Kemudian dengan lembut kuangkat kepalanya dan keletakan di atas kasur. Akupun coba bangkit, tapi sebelum aku turun dari tempat tidur kurasakan tangan Julia memegang perutku.
“Mau kemana Jim?”, tanyanya sambil melepas nafar panjang.
“Mau mandi dulu nich, lengket semua rasanya badanku”, Jawabku sambil menoleh ke arahnya.
“Tunggu dikit lagi, kita mandi sama-sama” Julia memohon sambil melingkarkan kedua tangannya di pinggangku.
Lalu kamipun pergi ke kamar mandi dan mandi berdua serta mengulanginya permainan seks yang sempat terputus tadi di kamar mandi. Setelah merasa puas kamipun istirahat sambil berpelukan hingga esok pagi.
Susah dapat bonus dari web lain ? Coba gabung aja di JBMBET! Proses depo dan withdraw cepat :) Selalu bisa bekerja sama dengan member :) Bonus gampang didapatkan :)
Tunggu apa lagi ? Gabung di JBMBET
Cerita Sex,Cerita Bokep,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pemerkosaan,Cerita Sex ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Bikin Sange.Cerita Tante Girang,Cerita Dewasa,Cerita Panas,Crita Nentot SPG,Cerita Sex Pramugari
0 komentar:
Posting Komentar