Cerita Sex | Cerita Bokep | Cerita Sex Sedarah | Cerita Sex Pemerkosaan | Cerita Sex ABG | Cerita Sex Tante | Cerita Bikin Sange | Cerita Tante G irang | Cerita Dewasa | Cerita Panas | Crita Nentot SPG | Cerita Sex Pramugari
Riska, si penggagas ide untuk mendapatkan liburan yang berbeda dibandingkan liburan-liburan sebelumnya masih kebingungan untuk memilih pekerjaan yang cocok. Setelah berpikir cukup lama, Riska mengamati lauk yang sedang dimakannya. Ikan, pekerjaan kasar yang dipilihnya harus berhubungan dengan lauk yang paling ia sukai itu, pikir Riska.
Cerita Sex Mahasiswi Binal Keenakan Di Setubuhi 3 Pria
Cerita Sex Terpanas - Jika berpikir tentang ikan, pastilah langsung kepikiran nelayan. Riska pun sudah memutuskan. Riska mengepak beberapa helai pakaiannya dan yang paling penting adalah uang dan kartu atm. Riska pergi ke daerah pantai yang pernah ia datangi. Waktu itu ia melihat beberapa nelayan di pantai tersebut. Tapi, Riska harus mencari nelayan dulu yang mau menerimanya untuk tinggal bersama. Riska pergi ke daerah tersebut. Tak lama kemudian, Riska telah sampai.
“permisi, Pak..”.
“iya, neng ?”.
“rumah Pak RT di mana yaa ?”.
“oh di sana, neng…neng lurus aja..abis itu belok kiri..”.
“oh..terima kasih ya, Pak..”.
“iya, neng..”. Riska segera turun dari mobilnya saat sudah sampai di depan rumah yang di tunjukkan bapak tadi.
“tok tok tok !!”.
“permisi !!”. Pintu pun terbuka, seorang ibu-ibu yang membukanya.
“permisi, Bu..saya mau ketemu Pak RT..”.
“adek ini siapa ya ?”.
“nama saya Riska, Bu..”.
“saya Endang, istrinya Solihin, Pak RT di sini, dek Riska ada keperluan apa ya ?”. Keduanya pun bersalaman.
“begini, Bu…saya lagi neliti kehidupan nelayan buat jadi bahan skripsi saya…saya mau minta izin ke Pak RT..”.
“oh begitu, dek Riska udah ada tempat nginap di rumah warga di sekitar sini ?”.
“itu dia, Bu..saya belum ada..makanya saya mau izin ke Pak RT sekalian minta tolong di cariin warga di sekitar sini..boleh, Bu ?”.
“oh boleh boleh, dek..ayo dek Riska masuk dulu..langsung ngomong sama bapak..”.
“iya, Bu..terima kasih..”.
“ayo dek, silakan duduk dulu..Ibu panggil Bapak dulu..”.
“iya, Bu..”. Tak lama kemudian, Marni keluar dengan seorang bapak-bapak.
“ini dek Riska ya ?”.
“iya, Pak..saya Riska..”.
“ada perlu apa ke sini ?”. Riska pun menjelaskan seperti apa yang dijelaskan ke Marni.
Meskipun Riska berbohong, tapi kata-kata yang keluar dari mulutnya mengalir dengan lancar.
“hmm…begitu ya, Dek..adek tunggu di sini sebentar..saya mau tanya warga yang mau dulu..”.
“maaf, Pak…saya jadi gak enak ngerepotin…”.
“gak apa-apa, Dek Riska…kalo gitu, saya pergi dulu yaa..”. Sambil menunggu, Riska mengobrol dengan
Marni di ruang tamu rumah Marni. Tak lama kemudian, Juki sudah kembali.
“Dek Riska, ayo ikut Bapak..”.
“iya, Pak..Bu Marni, saya pergi dulu..”. Riska mengikuti Juki yang berjalan melewati rumah-rumah warga yang sederhana.
Hampir semua warganya berprofesi sebagai nelayan sehingga rumah-rumah yang ada hampir sama.
“nah, Dik Riska..ini namanya pak Heru..”.
“Riska..”, ujar Riska sambil menyalami Heru dan tersenyum.
“Heru..”
“nah ini istrinya Pak Heru..namanya Bu Juju..”.
“Riska..”.
“Aminah..”.
“nah, Pak Heru..ini Riska yang tadi saya bicarakan..gimana ? boleh Dik Riska tinggal disini, Pak ?”.
“boleh..”.
“kalau ibu Juju?”.
“berapa lama Nak Riska mau tinggal?”.
Baca Juga : Cerita Sex ML Berapa Kalipun Aku Sanggup Memuaskan Istriku
“hmm..mungkin sekitar 1 minggu..paling lama mungkin 2 minggu..boleh ya, Bu, Pak ? saya janji deh bakal bantu-bantu n’ gak nyusahin..”, rayu Riska.
“iya, boleh, Nak Riska..”.
“makasih banget Bu Juju..”, ujar Riska, memeluk Juju.
“kalo Bapak ?”.
“iyaa, boleh, neng..”.
“makasih, Pak Heru..”. Riska hanya menyalami Heru.
“kalo begitu..besok saya mulai tinggal di sini..makasih ya Pak Juki udah bantu saya..”.
“iya, Dek Riska…saya seneng bisa bantu…”.
Riska pun mengobrol dengan Juki, Juju, dan Heru. Layaknya orang yang benar-benar sedang meneliti, Riska kadang melayangkan pertanyaan ke Juju dan Heru. Setelah rasanya cukup mengakrabkan diri kepada keluarga nelayan itu, Riska pun pamit untuk pulang karena baru besok dia akan pindah.
Cerita Sex Mahasiswi Binal Keenakan Di Setubuhi 3 Pria
Rumah Heru benar-benar sederhana layaknya rumah-rumah nelayan seperti umumnya, namun bukan Riska namanya jika hanya gara-gara itu dia jadi mengurungkan niatnya. Gadis manis itu malah bersemangat dan jadi tak sabar, ingin tinggal bersama keluarga yang sederhana. Keesokan harinya pun, Riska kembali dengan sudah membawa kopernya.
“tok tok tok”.
“eh Nak Riska..silahkan masuk..”, suruh Juju.
“Pak Heru kemana, Bu ?”.
“lagi jemput Dedi sama Dina di sekolah..”.
“oh, anak-anak Ibu biasa pulang jam segini ya ?”.
“iya, nak…ayo, Nak diminum dulu..”.
“aduh si Ibu..pake repot-repot..makasih ya, Bu..”.
“Nak Riska..sini ikut Ibu..”.
“iya, Bu..”. Riska mengikuti Juju masuk ke kamar yang hanya tertutup dengan kain saja, tak ada pintu.
“nah, Nak Riska nanti tidur di sini bareng Ibu sama Dina ..”.
“lho ? Bapak Heru nanti tidur dimana ?”.
“nanti biar Bapak tidur sama Dedi..”.
“tapi Bapak gak apa-apa, Bu ?”.
“gak apa-apa…Ibu udah ngomong sama Bapak..”.
“oh..makasih yaa, Bu..”.
“baju-bajunya Nak Riska taruh di lemari ini aja..”.
“iyaa, Bu..”.
Riska memasukkan baju-bajunya yang ada di koper ke dalam lemari. Juju mengajak Riska keliling rumah, menunjukkan dimana dapur dan kamar mandinya. Riska benar-benar prihatin, lantai dapurnya dari pasir. Kamar mandinya juga memprihatinkan, hanya seperti sebuah bilik. Tak lama kemudian, Heru, Dina , dan Dedi pulang dari sekolah.
“kakak ini siapa, Bu ?”, tanya Dina .
“mmm..ini..”, Juju kebingungan bagaimana menjelaskan ke anaknya yang masih kecil itu.
“kakak ini temen adiknya Ibu..”.
“terus kakak di sini mau apa ?”.
“ya kakak bantu-bantu aja di sini…”.
“oh…”.
“udah sana..ganti seragamnya…ayo kamu juga, Dit..”.
“iyaa, Bu..”. Dina dan Dedi pun masuk ke dalam kamar dan langsung keluar lagi dengan pakaian yang agak lusuh.
Dedi pun langsung keluar untuk bermain. Sementara Dina penasaran dengan orang asing yang ada di rumahnya.
“kakak, kakak..”.
“iyaa ?”.
“nama kakak siapa ?”.
“nama kakak, Riska…nama kamu Dina kan ?”.
“iya, kak…kakak tinggal di mana ?”.
“di daerah Jakarta…”.
“oh…terus kakak kelas berapa ?”.
“kakak udah gak sekolah, sayang…kakak kuliah..”.
“apa, kak ? kul..kuliah yaa, kak ? kuliah itu apa, kak ?”.
“iyaa..kuliah itu…hmm..kamu sekarang kelas berapa ?”.
“kelas 5 sd, kak..”.
“nah kamu tau kan ada SMP abis itu SMA ?”.
“iyaa..”.
“nah kuliah itu habis SMA..”.
“oooh…wah berarti kakak pinter banget dong ? ajarin Dina ngerjain pr dong ?”.
“ayoo..mana sini prnya..tapi Dina yang ngerjain yaa..kakak cuma ngajarin doank lho..”.
“iyaa dong, kak..”.
Heru dan Juju tersenyum, belum ada sehari tapi Riska sudah membantu anak mereka mengerjakan pr. Riska kagum dengan Dina, cuma sekali di ajari, dia langsung bisa. Pasti gedenya pinter nih anak, pikir Riska.
Secara diam-diam, Heru memperhatikan Riska. Sebagai lelaki normal, Heru tertarik dengan Riska.
Dibandingkan istrinya, Riska jauh lebih cantik dan manis dan tentu tubuh Riska lebih menggiurkan daripada Juju. Tubuh gadis muda itu terlihat begitu padat dan montok, pantatnya sekal, dan kedua kemasan susunya juga sangat menggiurkan, tak heran kalau Heru sering salah tingkah jika berhadap-hadapan dengan Riska sebab pikiran-pikiran jorok tentang Riska selalu mampir ke otak Heru.
Tapi, Heru tidak tahu sifat asli Riska, si gadis manis yang terlihat kalem itu. Dalam waktu sehari saja, Riska bisa mengakrabkan diri dengan keluarga barunya. Dedi juga sudah lumayan akrab dengan Riska. Di antara 3 temannya yang lain, memang Riska yang paling jago bersosialisasi dengan orang lain. Bisa dibilang, Riska adalah cewek yang easy going dan asik.
“Pak Heru..”.
“iya, neng ?”.
“Pak Heru kalau pergi ke laut, jam berapa berangkatnya, Pak ?”.
“ngelaut ? jam 5 pagi, neng…kenapa, neng ?”.
“saya mau ikut dong, Pak ?”.
“ikut ? kok neng mau ikut ? buat apa, neng ?”.
“ya buat jadi bahan skripsi saya, Pak…saya mau tahu caranya nelayan pas lagi nangkep ikan, Pak…”.
“oh begitu..tapi neng Riska bisa gak bangun pagi ?”.
“bisa, Pak..tenang aja..boleh ya, Pak ?”.
“iyaa boleh, neng…”.
Bagaimana Heru bisa menolak, pergi ke laut untuk menangkap ikan ditemani gadis manis, tentu tidak akan bosan. Riska terbangun karena ingin buang air kecil. Kebiasaan buruknya sejak kecil memang belum bisa hilang. Dengan sangat hati-hati, Riska turun dari tempat tidur agar tidak membangunkan Juju dan Dina yang tidur di sampingnya.
Riska berjalan ke kamar mandi dengan menyalakan fitur senter di hpnya untuk menerangi jalannya karena lampu petromax yang menyala tidak terlalu terang. Heru keluar dari kamar Dedi karena sudah jam 4.30 pagi. Heru menyiapkan jalanya, melipatnya dengan rapi agar tidak kusut nanti saat dilempar. Dia dengar ada suara dari arah kamar mandi.
Dia pun berjalan ke arah kamar mandi untuk mencari tahu ada apa. Dia tahu ada orang di dalam kamar mandi, Heru sengaja tak bersuara karena siapa tahu yang sedang di kamar mandi adalah Riska. Heru mengintip dari celah-celah bilik kamar mandi yang terbuat dari bambu itu. Heru sumringah, dewi fortuna sedang berpihak padanya. Orang yang ada di dalam kamar mandi memang benar Riska yang sedang jongkok.
“ccrrr…”, bunyi air yang jatuh ke dalam wc. Mata Heru pun tak berkedip, menikmati pemandangan yang ada di depan matanya.
“hhh !!”, nafas Heru menjadi cepat ketika melihat Riska mengobel-ngobel vaginanya sendiri.
“ah !! akhirnya lega juga..”, ujar Riska setelah selesai mengeluarkan sisa-sisa air seninya dari liang kewanitaannya.
Pandangan Heru tertuju ke daerah intim Riska yang terlihat jelas ketika Riska berdiri. Tak ada rambut yang menutupi daerah segitiga Riska. Jelas sekali bagi Heru untuk bisa melihat bentuk vagina
Riska. Heru menelan ludahnya sendiri, nafsu sekali melihat lembah kewanitaan milik Riska. Bibir vagina Riska terlihat begitu rapat, pastilah sempit dan hangat di dalamnya, begitu yang dipikirkan Heru. Heru langsung ngibrit begitu Riska akan keluar kamar mandi.
Cerita Sex Mahasiswi Binal Keenakan Di Setubuhi 3 Pria
“eh Pak Heru udah bangun ?”.
“i..iya, neng..”.
“udah biasa bangun jam segini ya, Pak ?”.
“i iya, neng..”.
“Bapak mau berangkat sekarang ?”.
“i..iya, neng…”.
“kalo gitu saya siap-siap bentar ya, Pak…”. Riska mencuci mukanya agar lebih segar dan merapikan rambutnya.
“ayo, Pak…”. Riska dan Heru berjalan menuju pinggir laut. Heru masih terbayang-bayang dengan selangkangan Riska tadi.
Ada sebuah perahu yang tidak bagus namun cukup besar. Ada 2 orang pria yang berada di dekat pria itu.
“eh, Her…siapa tuh cewek cakep ?”.
“kenalin…ini namanya Riska, mahasiswi dari Jakarta..”.
“Cecep..”.
“Parjo..”.
“Riska..”, balas si gadis manis sambil tersenyum dan bergantian menyalami tangan kedua pria berkulit hitam itu.
“neng Riska ngapain ke sini ?”.
“saya dapet tugas dari kampus disuruh cari tahu tentang kehidupan nelayan..makanya saya ikut Pak Heru ke laut…”.
“jadi neng Riska mau ngelaut bareng kita nih ?”.
“iyaa, Pak Cecep, Pak Parjo..boleh kan saya ikut ?”.
“ya boleh dong, neng…”, dua pria itu tersenyum. Cecep, Parjo, dan Heru menaruh jalanya di dalam perahu.
“ayo, neng Riska naik…”.
“iya, Pak…”. Belum terbiasa naik ke kapal yang sudah mengambang di air, Riska pun limbung dan akan jatuh ke belakang.
Dengan refleks cepat, Heru langsung menahan tubuh Riska dengan menggunakan tangan kanannya untuk menahan punggung Riska sementara tangan kirinya menahan pantat Riska.
“ma..ma..af, neng…”, ujar Heru langsung takut Riska marah karena telah memegang pantatnya.
“gak apa-apa, Pak…tadi kan Bapak nolongin saya..”, jawab Riska ditambah dengan senyumannya yang manis. Heru jadi agak tenang.
“hati-hati neng, naiknya..”.
Dengan berpegangan pada Heru, Riska bisa naik ke atas perahu dengan mudah. Setelah itu, Heru, Cecep, dan Parjo mendorong kapal lebih ke laut sebelum naik ke atas kapal.
Mesin perahu pun dinyalakan. Cecep yang mengendalikan mesin sementara Parjo dan Heru menyiapkan jala. Cecep pun memandangi lekuk-lekuk tubuh Riska dari belakang.
“ckck…”, decak Cecep sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Andai saja punya istri seperti ini, pasti malas untuk mencari ikan, inginnya di ranjang terus, pikir Cecep. Perahu pun berhenti, Cecep, Parjo, dan Heru mengambil jala mereka masing-masing. Setelah di urai agar tidak kusut. Cecep melemparkan jalanya ke bagian samping kanan perahu sementara Parjo ke bagian kiri dan Heru ke bagian depan.
“oh iya, Pak…ini perahu punya siapa ?”.
“oh ini perahu punya kita betiga, neng..”.
“oh punya bertiga…patungan gitu ceritanya ?”.
“iyalah, neng…kalo buat perahu sendirian mahal…”.
“oh iyaa juga yaa…”. Riska pun menyaksikan 3 nelayan itu melempar jala, menariknya, dan menuang ikan ke dalam perahu lalu melempar jalanya lagi.
Riska pun merekam semua kegiatan 3 nelayan tersebut dengan handycam mahalnya. Handycam yang tahan air. Selesai sudah melaut hari itu, matahari sudah lumayan tinggi bersinar.
“wah ikannya banyak juga yaa, Pak…”.
“segini malah sedikit, neng..biasanya lebih banyak…”.
“oh..saya kira segini udah banyak..”.
“belum, neng…kalo cuma segini..biasanya nanti siang ngelaut lagi..”, jelas Cecep.
“oh..nanti siang saya boleh ikut lagi kan, Pak ?”.
“pasti boleh lah, neng…kan lumayan bisa nambah semangat..hehe..”, canda Parjo mulai menggoda Riska.
“ah, Pak Parjo bisaa aja niih…”. Mereka pun kembali ke pinggir laut. Cerita Sex ABG
Heru beserta 2 kawannya melabuhkan perahu mereka.
“neng Riska pulang aja duluan…kita bertiga mau bawa ikan ke pasar dulu..”.
“oh ya dah, Pak…Pak Cecep, Pak Parjo…Riska pulang duluan yaa..”.
“oh iyaa neng…”. Riska pun berjalan ke rumah Heru.
“dari laut yaa, Nak ?”, tanya Juju yang melihat Riska berjalan.
“iyaa, Bu…rasanya capek juga yaa, Bu…padahal saya tadi gak ngapa-ngapain…”.
“yaa namanya juga Nak Riska belum biasa…”.
“mungkin juga kali yaa, Bu…”.
“yaudah, Nak Riska istirahat dulu abis itu Nak Riska mandi…”.
“iyaa, Bu…”. Setelah mandi dan berganti pakaian, Riska pun keluar dari rumah.
“sini, Bu…saya bantuin jemur pakaiannya…”.
“makasih, Nak…”. Riska pun mengobrol dengan Juju sehabis menjemur, tak lama kemudian Heru pulang.
Pagi pun berganti menjadi siang hari yang terik. Kedua anak Heru telah pulang dari sekolah dan telah berganti pakaian.
Cerita Sex Mahasiswi Binal Keenakan Di Setubuhi 3 Pria
“ayo semua, kita makan…”.
“maaf nih, Nak Riska…hari ini cuma ada ikan asin, tumis kangkung sama tempe goreng doang..”.
“gak apa-apa, Bu…saya malah seneng banget…”.
Riska pun membuktikan perkataannya. Dengan lahap, Riska memakan nasi dengan lauk yang tersedia. Juju tersenyum senang, tak disangka olehnya, mahasiswi kaya itu kelihatan lahap sekali makan hanya dengan ikan asin dan tumis kangkung yang dibuatnya. Kirain semua orang kaya sombong, gak mau makan beginian, pikir Juju. Setelah makan, Riska membantu Juju membersihkan piring-piring. Sementara, seperti biasa Dedi pergi ke luar untuk bermain bersama teman-temannya.”Bapak…mau ke laut lagi kan ?”.
“kayaknya gak jadi, neng..”.
“lho ? kenapa, Pak ? bukannya tadi ikannya kurang banyak ?”.
“tadi pas lagi di jalan ketemu orang dari restoran…beli semua ikan…lebih mahal daripada di jual di pasar…”.
“waah…beruntung dong, Pak hari ini…”.
“iyaa, neng…”.
“kalo gitu…gimana kalo saya ngajak Dina naik perahu Bapak…”.
“iya boleh, tapi neng..”.
“bahan bakarnya ? tenang aja, Pak…saya beliin deh…”.
“iya, neng…”. Riska memberi uang ke Heru yang langsung keluar rumah.
“Dina , mau nggak jalan-jalan sama kakak naik perahunya Bapak ?”.
“wah, mau ! mau ! mau, Kak…”.
“yaudah..kamu siap-siap gih sana…”.
“iya, Kak…”.
Mereka berdua pun menuju ke perahu dimana Heru sudah selesai mengisi bahan bakar perahunya. Mereka bertiga menikmati pemandangan laut. Dina dan Riska begitu akrab bagai kakak-adik malah seperti ibu-anak. Heru masih terngiang-ngiang dengan memori tadi pagi. Andai aja neng Riska jadi bini gue, pikir Heru.
Memang, Riska tidak terlalu cantik seperti 3 temannya, tapi wajahnya lumayan manis, tubuhnya pun cukup padat berisi, belum lagi Riska mempunyai inner beauty karena keramah-tamahannya dan easy-going, enak diajak ngobrol membuat daya tarik tersendiri bagi Riska. Puas menikmati keindahan laut, mereka bertiga pulang ke rumah. Riska benar-benar senang sekali, keinginannya terpenuhi, menikmati keindahan laut, meskipun ada satu lagi keinginannya yang belum atau kemungkinan besar tidak akan terpenuhi.
Dina dan Riska sama-sama tidur setelah sampai di rumah. Juju sedang keluar rumah sehingga tinggal Heru yang sedang ngaso di depan rumah. Terngiang-ngiang akan pemandangan selangkangan Riska, pikiran nakal singgah di otak Heru. Heru mengintip ke kamar istrinya, Riska masih tidur pulas bersama Dina. Heru berjalan ke luar rumah menghampiri jemuran istrinya.
Heru mencari pakaian Riska yang ada di jemuran. Heru ingin mencari celana dalam atau setidaknya bra yang digunakan Riska. Heru keheranan dan kebingungan, dia tak menemukan cd ataupun bh Riska. Yang ada cuma baju atau celana 3/4 milik Riska. Jika ada celana dalam, paling itu punya Juju. Terbesit 2 jawaban di otak Heru. Riska tidak ganti celana dalam atau bh selama 2 hari atau 2 hari ini Riska tidak pernah memakai bh dan celana dalam. Membayangkan jawaban kedua, timbul tonjolan di celana Heru. Heru membayangkan lebih jauh, dirinya membayangkan Riska tak mengenakan apapun saat melaut. Pastilah begitu indah melihat keseksian tubuh telanjang dari gadis muda nan cantik seperti Riska di atas perahu.
“heh…Bapak ngapain ngeliatin jemuran ?”, tanya Juju.
“nggak, Bu…Bapak ngecek udah kering apa belum ?”.
“oh..neng Riska udah bangun, Pak ?”.
“belum, masih tidur sama Dina…”.
“oh..”. Hari itu pun berlalu seperti biasa.
Keesokan paginya, seperti pagi kemarin, Riska dan Heru sudah siap untuk melaut. Heru agak terkejut melihat Riska yang memakai kaos putih. Kaos putih membuat payudara Riska lebih ‘jelas’. Apalagi, Heru melihat ada tonjolan kecil tepat di bagian dada Riska.
“kenapa, Pak ?”.
“nggak, neng…”, Heru langsung memalingkan wajahnya karena tertangkap basah oleh Riska melirik ke bagian dadanya.
“ayo, Pak..kita berangkat yuk..”.
“eh bapak-bapak…udah pada di sini yaa…”, sapa Riska yang baru datang bersama Heru.
Mereka pun langsung melaut.
“Pak…saya mau nyoba dong…”.
“neng bisa ?”.
“saya mau nyoba aja, Pak..”.
“yaudah..nih, neng..”. Riska melempar jala, mendiamkannya.
“nah neng..sekarang tarik jalanya…”.
“mmmpphh !!!”, Riska menarik jala yang sekarang jadi berat.
“aduh beraat, Pak !!”.
“sini, Bapak bantuin…”. Parjo meraih ke bawah untuk menggenggam jala dan membantu Riska menarik jala.
“wah ikannya banyak, Pak…”, ujar Riska kegirangan.
“iya neng..mentang-mentang cewek cakep yang ngelempar jala..ikannya pada banyak yang masuk jala…”.
“ah Pak Parjo bisa aja…”. Parjo pun mengeluarkan ikan dari jala.
“lagi ah, Pak…”. Riska melempar jala lagi. Kali ini, jalanya lebih berat dari sebelumnya. Riska pun menarik dengan sekuat tenaga. Kaki Riska mencari pijakan yang kuat, tapi salah menapak.
“byurr !!!”. Riska pun tercebur ke dalam air. Dengan sigap, Heru meloncat ke dalam air. Parjo dan Cecep membantu Riska naik lagi ke atas perahu.
“neng Riska gak apa-apa ?”.
“nggak apa-apa, Pak..tadi cuma kepleset aja kok…”.
“gleek…”. Cecep dan Parjo meneguk ludahnya sendiri.
Kaos putih polos yang dikenakan Riska kini menjadi transparan karena basah terkena air sehingga terlihatlah daging kembar milik Riska oleh Cecep dan Parjo.
Bukannya tidak sadar, Riska justru sadar sekali Cecep dan Parjo sedang memandangi payudaranya, tapi Riska malah menengok ke belakang dan menaruh tangannya di pantatnya sendiri.
“yah basah deh celana tinggal satu-satunya…”. Karena Riska melihat ke arah pantatnya, otomatis dadanya jadi semakin membusung ke depan, tepat ke hadapan Cecep dan Parjo.
“Pak Heru, sini saya bantu…”. Riska merunduk, pantatnya mengarah ke Cecep dan Parjo.
Benar dugaan Heru, Riska tak memakai bra. Heru bisa melihat dengan jelas ‘kemasan susu’ Riska melalui lubang leher kaosnya. Riska merasa begitu liar, begitu nakal. Kedua buah payudaranya sedang diintip Heru dari depan sedangkan pantatnya sedang diamati dengan seksama oleh Cecep dan Parjo. Tiba-tiba dua tangan menyelinap dari belakang Riska, menampung 2 daging empuk Riska yang menggantung itu dan langsung meremasinya. Spontan, Riska langsung berdiri tegak dan melihat ke belakang, ternyata Parjo.
Cerita Sex Mahasiswi Binal Keenakan Di Setubuhi 3 Pria
“Pak Parjo ! STOP !!!”, nada Riska kencang sambil berusaha keras menjauhkan kedua tangan Parjo dari payudaranya.
Tapi, tangan Parjo tetap kokoh menggenggam dada Riska. Meremasinya dengan sangat bertenaga sehingga Riska agak kesakitan. Parjo sengaja melakukan itu agar Riska tahu siapa yang berkuasa dan menegaskan bahwa payudaranya sudah dikuasai. Tiba-tiba, Cecep sudah berdiri di samping Riska. Tangannya langsung menangkup daerah selangkangan Riska. Bergerak perlahan mengelus-elus vagina Riska bagai mengelus kucing (pussy) untuk dimanja.
“tenang aja, neng Riska…kalo neng Riska pasrah..neng Riska juga bakalan enak, kok..hehe”. Sebenarnya, Riska hanya berakting saja.
Batinnya malah berteriak minta vaginanya disodok secepatnya. Inilah fantasi liar Riska yang tak pernah terpenuhi. Berhubungan intim di atas perahu adalah hal yang sangat liar bagi Riska yang ternyata memang eksibisionis sejati. Kaos Riska yang basah bisa dirobek Parjo dengan mudahnya dan langsung kembali meremas-remas payudara Riska yang empuk dan sesekali memilin, menarik, dan memencet-mencet kedua puting Riska.
Melihat temannya yang sudah beraksi, Cecep tak mau kalah. Dibukanya kancing dan resleting celana 3/4 yang dikenakan Riska lalu langsung memelorotinya ke bawah. Heru dan Parjo terkejut sama seperti Cecep saat melihat vagina Riska. Ternyata, Riska juga tak memakai celana dalam.
“wah neng Riska juga gak pake kancut…kayaknya neng Riska emang udah tau bakal kita pake nih..gakgakgak !!!”, ejek Cecep.
Cecep pun langsung meremas-remas lembah kewanitaan Riska dengan penuh nafsu. Jari-jarinya menari di sekitar bibir vagina mahasiswi manis itu.
“jaangaannnnhhhh, Pakkhhh !!!”, lirih Riska yang sudah tak kuasa merasakan hawa nafsunya yang semakin terpancing karena tiga titik vitalnya sedang dirangsang oleh 2 nelayan itu.
Cecep pun jongkok di depan Riska yang masih dipeluk dan diremasi payudaranya oleh Parjo dari belakang karena Cecep ingin sekali melihat vagina Riska dengan jelas.
“ckck…”, decak Cecep.
“memek cewek cakep emang beda…hehe…bikin ngiler..wehehehe !!”, pujian sekaligus ledekan keluar dari mulut Cecep yang sedang asik mengusap-usap vagina Riska.
“aaahhhh….”, lirih Riska, tubuhnya bergetar-getar saat Cecep mulai memainkan klitorisnya sekaligus mengaduk-aduk liang vaginanya.
Cecep dan Parjo semakin gemas dengan Riska sehingga aktivitas mereka pun semakin menggila. Riska tak kuasa lagi, dia hanya bisa mendesah dan melirih nikmat sambil menggeliat-geliat. Riska pasrah kedua payudaranya diremasi Parjo dengan nafsunya, dan vaginanya habis dikobel-kobel oleh Cecep. Parjo menjilati kuping kanan Riska karena saking ‘gemas’nya dengan tubuh montok Riska. Heru yang berada di depan Riska hanya bisa terdiam melihat dua buah payudara Riska berada di genggaman tangan Parjo sedangkan vagina Riska tak terlihat karena tertutup kepala Cecep yang sedang asik menjilati kemaluan Riska.
“Paaakhh…Heeeerrruuuu…”, lirih Riska sambil memandang ke Heru dengan pandangan mata yang sayu dan ekspresi wajah yang terlihat sedang di mabuk birahi.
Burung Heru pun sebenarnya sudah ingin keluar dari sarang, tapi Heru masih bingung harus berbuat apa.
Mendengar desahan Riska, Parjo pun berkomentar.
“tuh Ru…udah dipanggil…”. Tengah terjadi perang batin di dalam hati Heru antar nafsu dan nurani.
Tapi, panggilan Riska tadi memang bukan panggilan minta tolong. Justru Riska ingin Heru agar ikut menggerayangi tubuhnya. Riska sudah sangat bergairah, tak menyangka fantasi liarnya sedang proses terwujud.
“terusssss….ooohhhh…”, desis Riska menekan kepala Cecep ke selangkangannya.
Lidah Cecep dengan lihainya menyapu setiap jengkal dari daerah kewanitaan Riska dan melata-lata di dalam rongga vaginanya.
“aaaahh…aaahhh…AAAKKHHH !!!”.
Mulut Cecep bagai vacuum cleaner yang menyedot habis cairan vagina Riska. Dengan sapuan terakhir, lidah Cecep membelai dari bawah bibir vagina Riska sampai ke klitorisnya.
“gimana, Cep rasa memek mahasiswi caem ?”.
“uenak tenan, rek…gurih kayak santen…”.
“kalo gitu..neng Riska, Pak Parjo juga minta santennya yaa ? hehehe”.
Parjo membalikkan Riska sehingga berhadap-hadapan dengannya.
“mmpphhhhhh….”. Parjo langsung menyambar bibir halus Riska tanpa basa-basi.
Dengan nafsunya, Parjo memagut, mengemut bibir Riska dan menjilati wajahnya sehingga sekarang yang tercium di hidung Riska hanya bau jigong Parjo saja. Lidah Parjo pun mendesak masuk ke dalam rongga mulut Riska yang terbuka karena Riska mencari udara. Betapa kagetnya Parjo saat merasakan perlawanan dalam rongga mulut Riska.
Rupanya Riska pun memainkan lidahnya. Parjo memandang wajah Riska, namun Riska memejamkan matanya, terlihat begitu menikmati ciuman. Dalam hati, Parjo merasa senang. Rupanya, mahasiswi manis ini memang ingin diperkosa dan disetubuhi. Bosan dengan bibir atas Riska, Parjo langsung pindah ke ‘bibir’ Riska yang lainnya.
“nyymmmm…heemmhh…wuuueenaaakk !!!!”, celoteh Parjo menikmati ‘rasa’ dari celah sempit pada tengah-tengah selangkangan Riska.
“eeemmmhhh teerruusshh Paaakkhhh !!”, ungkap Riska yang semakin memajukan pinggulnya seolah ingin menyajikan vaginanya kepada Parjo.
Parjo pun menarik pinggang Riska ke arahnya sehingga wajah nelayan jelek itu semakin menempel dan semakin terbenam di selangkangan mahasiswi manis itu. Orgasme didapatkan Riska lagi, Parjo pun sibuk menyeruput ‘sari’ vagina Riska yang sedari tadi memang sudah ditunggu-tunggunya.
Cerita Sex Mahasiswi Binal Keenakan Di Setubuhi 3 Pria
“rasanya gurih tenan !! hahaha !!!”. Parjo mencolek bibir bagian dalam vagina Riska lalu memasukkan jarinya yang basah dengan cairan vagina itu ke dalam mulut Riska.
“gimana, neng Riska ? enak kan memeknya ? gehehe !!!”.
Riska memang tak menjawab, tapi dia mengulum jari Parjo.
“neng Riska..kenapa kemaren gak bilang sih kalo memeknya rasanya enak banget. ya nggak, Jo?”, bisik Cecep dari belakang Riska.
“iye..bener tuh..wahahaha !!”. Tangan Cecep beralih untuk ‘mengusik’ selangkangan Riska.
“eh Heru…mao nyobain memek neng Riska juga kagak ?”. Cecep mengajak Riska berputar sehingga sekarang
Heru bisa melihat tubuh Riska lagi yang tadi tertutup badan Cecep.
“jangan malu-malu, Her…kapan lagi lo bisa ngerasain memek kayak gini ?”, Cecep membuka dan melebarkan bibir vagina Riska.
Riska benar-benar merasa begitu bergairah melihat kedua mata Heru yang sangat terfokus pada vaginanya. Riska memang suka sekali jika ada yang memandangi tubuhnya, membuat Riska merasa seksi dan semakin bersemangat memperlihatkan lekuk tubuhnya. Apalagi saat ini dia telanjang bulat di depan 3 pria dengan tatapan mata yang sangat lapar. Benar-benar begitu liar yang dirasakan Riska. Sejak dulu, Riska memang suka sekali kalau ada yang memperhatikannya.
Saat Riska masih kelas 2 SMP, Riska pernah jatuh terjerembab ke belakang karena terkena bola basket.
Posisi Riska jatuh dengan kaki yang mengangkang, roknya pun tersingkap ke atas. Alhasil, teman-temannya yang sedang bermain basket melihat celana dalam Riska dengan jelas. Riska langsung berdiri dan lari dengan wajah yang merah karena sangat malu. Bagaimana tidak malu, mungkin ada sekitar 10 anak laki-laki yang melihat celana dalamnya.
Tapi, kejadian itu adalah awal mula munculnya sifat eksibisionis di dalam diri Riska. Semenjak itu, Riska sangat menyukai rasa dag dig dug dan rasa malu yang dirasakannya saat tahu kalau ada pria yang memandangi tubuhnya. Dan pada kelas 3 SMP, Riska sudah mulai meninggalkan yang namanya bra dan cd sampai sekarang. Riska hafal betul dengan jadwal mensnya agar tahu kapan harus memakai celana dalam.
“neng Riska…boleh kan si Heru ngerasain memek neng juga ?”.
“iyaaaa…”, jawab Riska sambil mengangguk pelan.
“tuh, Her…udah di ijinin…”. Tak ragu-ragu lagi, Heru langsung jongkok dan menyantap vagina Riska dengan rakus seperti orang kesetanan, kerasukan setan nafsu.
“ooohhh oouuuhhh aaahhhh”, desah Riska menggeliat-geliat hebat dan menekan kepala Heru ke selangkangannya sendiri kuat-kuat.
Riska terengah-engah, tubuhnya bermandikan keringat, desahannya menandakan kalau dia sedang larut dalam kenikmatan yang teramat sangat. Sambil terus meresapi kenikmatan yang sedang dirasakannya, Riska melihat ke bagian bawah tubuhnya yang disantap habis-habisan oleh Heru.
Riska tak menduga sama sekali, serangan lidah Heru akan begitu dahsyat seolah-olah Heru sudah tahu bagian mana yang harus disentuh, dijilat, dan disentil dengan lidahnya itu. Lidah Heru begitu lincah membelai daerah kewanitaan Riska sehingga membuat pemiliknya begitu keenakan sampai terengah-engah dan mengerang lepas.
“Jo..bawa kite ke pulo yang waktu ntu…gak enak kalo ngentot di kapal..”, ujar Cecep kepada Parjo sementara kedua tangannya tetap saja asik meremasi kedua payudara Riska.
“seph daah..”. Tak lama, perahu pun melabuh di pinggir pantai.
Hanya terlihat hutan dan pohon-pohon tinggi. Kedua kaki Riska terasa lemas, tak dapat menopang tubuhnya sendiri karena Heru membuatnya orgasme sebanyak 2x. Cecep turun dari perahu duluan, Heru menggendong tubuh telanjang Riska dan memberikan Riska ke Cecep. Cecep mendudukkan Riska di atas pasir dan berdiri di depannya, dan melepas celana. Dengan kasarnya, Cecep membenamkan wajah Riska ke selangkangannya yang bau apek itu.
“ayo neng Riska !! sepongin kontol gue !!!”. Riska menggenggam penis Cecep dan mendekatkan tongkat itu ke mulutnya. Lidah Riska menjulur keluar untuk menyambut kepala penis Cecep.
“jilat neng kayak permen !”. Lidah Riska pun menjalari sekujur batang kejantanan Cecep yang membuat sang pemilik gemetar keenakan.
“ooohhh !!”, Cecep merinding keenakan.
Batang, pangkal batang, dan buah pelirnya terkena sapuan lidah Riska berkali-kali. Pangkal paha Cecep pun juga dijilati Riska. Selangkangan Cecep basah kuyup oleh air liur Riska yang semakin asik mengulum batang Cecep. Riska mengulum, menghisap, dan menyedot ‘perkakas’ Cecep bersama ‘kantung’nya juga.
“neng Riska..masa si Cecep doank yang di sepong ? kita juga mau…hehehe”, ejek Parjo sambil menuntun tangan kanan Riska ke penisnya yang sudah ‘bebas’.
Riska pun mulai menggerakkan tangan kanannya. Riska melirik ke arah kiri dan melihat Heru juga sudah tak memakai celana. Tanpa perlu dituntun, tangan kiri Riska langsung menggenggam penis Heru dan mengocoknya. Riska bagai ikan yang sedang sibuk dengan 3 kail pancing saja.
Di antara 3 batang yang ada, punya Heru yang paling lama dioral Riska. Bahkan hanya batang Heru yang diciumi mesra oleh Riska sebelum dikulum. Lama menunggu, Cecep dan Parjo langsung menjejalkan penisnya ke mulut Riska sehingga 3 ‘pentungan’ itu saling beradu dan berjejalan di depan mulut Riska. Riska menjulurkan lidahnya keluar dan menggerakkan lidahnya untuk mengenai 3 ujung penis yang tersodor di hadapannya.
“ayo, neng…sekarang tiduran…”. Riska tidur terlentang dan menekuk kedua kakinya dan melebarkan kakinya seolah sudah bersiap diri akan ‘dipakai’ oleh 3 nelayan itu.
3 pria itu pun memandangi vagina Riska yang tertutup pasir karena selangkangan Riska basah oleh air liur Heru, Cecep, Parjo tadi sehingga pasir pun menempel. Parjo dan Cecep langsung berebutan dan saling dorong, dan Parjo lah yang keluar sebagai pemenang.
“neng…numpang nyelipin kontol donk..hehehe…”. Ujung ‘tombak’ Parjo pun sudah bersentuhan dengan bibir vagina Riska.
“eemmmmm….”, gumam Riska merasakan benda tumpul masuk ke dalam rahimnya. Batang kejantanan
Cerita Sex Mahasiswi Binal Keenakan Di Setubuhi 3 Pria
Parjo terus masuk dan masuk membuat sela-sela bibir vagina Riska melebar untuk menyesuaikan dengan diameternya. Pria tua dan gadis muda itu ‘tersambung’ oleh alat kelamin mereka yang saling mengunci.
“sempit banget !! mantaabbhh !!!”, teriak Parjo merasakan betapa sempit dan hangatnya liang kewanitaan Riska.
Si pria tua itu begitu keenakan, penisnya bagai dijepit kuat dan diurut-urut oleh dinding vagina si gadis muda. Parjo mulai menggenjot vagina Riska.
“uummhh…aahhh…oouuuhhh !!!”, berbagai macam bunyi suara keluar dari mulut Riska.
Cecep mengangkang di perut Riska, meletakkan penisnya di belahan payudara Riska. Cecep pun merapatkan kedua buah payudara Riska untuk menjepit penisnya.
“enaak jugaa !!! angeetthh !!”. Cecep mulai memompa payudara Riska. Pucuk penis Cecep pun kadang menyentuh dagu Riska.
“oohhh oohhh mmmhhh yeeessshhh !!!! ooooohhhhh !!!!”, erang Riska tenggelam dengan kenikmatan.
Parjo terus menumbuk vagina Riska dengan penuh nafsu, beda sekali dengan punya istrinya. Vagina Riska terasa begitu sempit, hangat, dan peret, nikmat sekali rasanya.
“giilaa !! maanteebb !!!”, teriak Parjo lepas.
“eenngghhh hhemmhhh !!!”. Riska mengejang, kedua kakinya melingkar erat di pinggang Parjo.
Parjo pun diam menikmati penisnya seperti disiram air hangat, nyaman sekali rasanya.
“dikiitttt lagii !!”. Gerakan Parjo semakin cepat.
Hujaman-hujaman penisnya semakin cepat, semakin kuat, dan semakin bertenaga. Nafas 2 manusia itu saling memburu, desahan semakin lepas seperti pelari yang sebentar lagi akan finish. Parjo buru-buru mengeluarkan batang kejantanannya itu dan mengarahkannya ke wajah Riska.
“OOOKKHHHHHHH !!!”.
“crrrrrt crrtttttt !!”. Semburan sperma menerpa wajah Riska beberapa kali.
Mata Riska refleks menutup ketika semprotan sperma akan mengenai matanya lalu memukul-mukulkan penisnya ke wajah Riska.
“neng Riska tolong dibersihin dong…belepotan nih…”. Tanpa ragu-ragu, Riska memiringkan tubuhnya dan menggenggam penis Parjo.
Dijilatinya batang kejantanan Parjo dengan penuh seksama, sesekali diurut dari pangkal hingga ke kepalanya untuk mengeluarkan tetes terakhir dari sperma Parjo yang mungkin masih tersisa di lubang kencing milik Parjo. Cerita Sex Tante
“makasih yaa, neng..hehehe”, Parjo mengelus-elus kepala Riska. Begitu puas rasanya melihat wajah gadis semanis Riska belepotan sperma, dalam otak Parjo.
“nah neng..sekarang gantian…wehehe…”. Cecep sudah mengarahkan ‘rudal’nya ke satu-satunya ‘sasaran’ yang ada, sasarannya tak lain dan tak bukan adalah selangkangan Riska yang sudah terbuka begitu lebar seolah sudah siap menerima ‘pengunjung’ berikutnya.
Senti demi senti penis Cecep menyeruak masuk ke dalam liang kewanitaan Riska. Sama seperti Parjo, Cecep juga keenakan merasakan penisnya seperti ‘digigit’ dengan kuat.
“ini baru memeekkkk !!!”, teriak Cecep.
“manteb kan memeknya neng Riska, Cep?”.
“mantaab, kontol gue kayak disedot masuk…OOOHH !!!”.
Begitu Cecep mulai menggerakkan ‘tongkat sodok’nya keluar masuk rahim Riska, Riska langsung melingkarkan kedua kakinya di pinggang Cecep seperti sebelumnya saat dia dipompa Parjo. Sambil asik menggenjot vagina Riska, Cecep pun meremas-remas payudara Riska.
Riska sempat menutup matanya untuk meresapi kenikmatan kelaminnya yang sedang diaduk-aduk Cecep, tapi ketika Riska membuka matanya lagi, pandangan matanya terhalang oleh kantung zakar dan batang penis, dan juga bau apek tercium di hidung Riska.
“neng Riska…”. Riska melihat ke atas, ternyata punya Heru. Tanpa ragu-ragu, Riska langsung mengoral kelamin Heru.
“emmm…uummmm…”, Riska terlihat begitu menikmati ‘senapan’ Heru.
Tak ubahnya bagai anak kecil yang sedang mengulum lolipop, Riska asik sekali menjilati batang kejantanan Heru. Sodokan-sodokan Cecep membuat Riska semakin menggila. Heru pun sampai merem melek keenakan menerima sapuan lidah Riska. Sementara itu, Parjo sudah memakai celana kembali, tersenyum melihat 2 temannya menggarap wanita cantik yang sudah disetubuhinya duluan. Cecep asik mengait vagina Riska dengan penisnya sambil terus memainkan klitoris Riska.
“oopp ooppp neng…”, Heru tak mau ‘keluar’ sekarang. Heru pun menarik penisnya dari mulut Riska, tapi kesusahan karena mulut Riska mengatup batangnya dengan rapat seperti penisnya tersangkut di mulut Riska.
“aampuun neng…uu..udaah neng…”, Heru sampai minta ampun karena Riska terus ‘mengerjai’ penisnya.
Riska membuka mulutnya dan Heru langsung menarik tongkat pancingnya.
“neng Riska suka ama kontolnya Heru ya ? hahahaha !!”, ledek Parjo.
Cerita Sex Mahasiswi Binal Keenakan Di Setubuhi 3 Pria
Mendengar ejekan Parjo, Riska tak bereaksi apa-apa karena terlalu terbuai dengan sentakan-sentakan penis Cecep yang menyundul-nyundul pangkal rahimnya. Tubuh Riska semakin berpeluh keringat, semakin banyak pasir yang menempel di sana-sini pada tubuh Riska.
“uuummmhhhhhh !!! mmmmmnnnhhh !!! ooohhhhhh oohhhhh aaahhhhh !!!!”.
Desahan, rintihan, lirihan, dan erangan Riska semakin menjadi-jadi ketika tusukan-tusukan Cecep semakin cepat dan bertenaga.
“UUUUNNGGHHH !!! NEENG INTAAANNN !!!!”, erang Cecep buru-buru mengeluarkan burungnya dan mengarahkannya ke payudara Riska. Tak perlu waktu lama, gumpalan daging kembar milik Riska pun sudah berhiaskan cairan berwarna putih yang kental dan lengket.
“neng…masih ada sisanya nih..hehehe…”.
Riska pun dengan seksama ‘membersihkan’ penis Cecep lalu meratakan sperma ke seluruh payudaranya, sama seperti sebelumnya, sperma Parjo sudah diratakan Riska ke seluruh pelosok wajahnya. Riska masih mengangkang dengan lebar, vaginanya seperti meminta untuk ‘diterjang’ benda tumpul lagi. Riska merasa gairah dan hawa nafsu terus mengalir di dalam darahnya.
Bagi Riska yang memang seorang eksibisionis sejati, berada di luar ruangan seperti pantai, hutan, dan lainnya memang membangkitkan gairah apalagi saat ini dia telanjang bulat dengan 3 lelaki yang menggilir vaginanya dengan semangat. Heru sudah berada di depan selangkangan Riska yang terbuka lebar. Heru menaruh kedua betis Riska di bahunya dan memulai proses injeksi terhadap alat kelamin Riska.
“hhheemmhhh…”. Dengan sigap, bibir kemaluan Riska melebar untuk memberikan ruang bagi ‘tongkat’ Heru agar bisa masuk semakin dalam.
Vagina Riska terus melahap benda asing yang menginvasinya senti demi senti sampai seluruhnya telah tertelan ke dalam ruang hangat dan sempit yang ada di dalam vagina Riska. Sambil memandang batang kejantanannya telah tertanam dengan sangat kokoh di dalam rahim Riska, Heru mengusap-usap bibir bagian atas dari vagina Riska dan sesekali memencet-mencet klitoris Riska. Heru menarik penisnya dengan sangat perlahan sampai tinggal kepalanya saja yang masih ada di dalam liang kewanitaan Riska. Tarikan perlahan memberikan sensasi tersendiri. Heru mendorong penisnya masuk ke dalam lagi juga dengan sangat perlahan.
“hhhhh uuummmmmhhhhhh…”, desahan lembut keluar dari mulut Riska dengan suara yang lemah.
Gerakan penis Heru yang begitu lembut dan perlahan memberikan sensasi tersendiri bagi Riska. Heru membungkuk sehingga kaki Riska pun longsor ke bawah lagi dan langsung melingkar di pinggang Heru untuk menjepitnya agar tidak kemana-mana.
“mmmmmffhhh heemmm ccpphhh cccpphhh…”. Keduanya bercumbu dengan begitu dahsyat dan begitu bernafsu.
Tak ada yang mau mengalah, Riska dan Heru sama-sama saling pagut, saling lumat, saling hisap bibir satu sama lain. Mereka berdua tak henti-hentinya saling mengadu lidah. Keduanya begitu meresapi percumbuan yang sedang terjadi, pelukan mereka juga semakin erat, tak ada yang mau menyudahi ciuman mereka. Riska membuka matanya dan beradu tatapan dengan Heru.
Tidak hanya tatapan nafsu yang terpancar dari sinar mata Heru, tapi juga tatapan lembut dan kasih sayang yang ditangkap oleh mata Riska. Andai aja udah kenal dari dulu, pasti gue udah jadiin bini, pikir Heru. Pak Heru, I LOVE YOU, kata Riska dalam hati. Terjadi pertukaran emosional antara dua insan itu. Pertukaran emosional yang biasanya hanya terjadi antara 2 manusia yang saling mencintai, saling menyayangi, dan saling mengasihi, kini sedang dialami Riska dan Heru yang baru kenal.
Jalinan emosional antara keduanya tercipta bukan hanya dari tatapan mata keduanya, tapi juga dari ciuman panas mereka yang begitu bergairah dan yang semakin memperkuat jalinan itu adalah alat kelamin mereka berdua yang menyatu, penis Heru mengait kencang rahim Riska sementara vagina Riska pun menggigit erat penis Heru. Heru mengangkat tubuh Riska sehingga Riska seperti sedang menduduki penis Heru.
“neng Riska…”.
“Pak Heru…”. Keduanya saling mendesahkan nama satu sama lain lalu sama-sama tersenyum penuh arti.
Riska mengalungkan kedua tangannya ke leher Heru. Riska menutup mata dan memajukan bibirnya seperti mengajak atau lebih tepatnya mengundang Heru untuk mencumbunya lagi. Kesempatan itu tak disia-siakan Heru yang langsung menyambar bibir Riska yang lembut. Heru asik sekali menyantap bibir Riska seperti bibir istrinya sendiri.
“gileee..si Heru jago banget..ampe neng Riska pasrah banget gitu..”, komentar Parjo.
“iye..enak banget tuh si Heru…”. Ada sedikit rasa iri dan cemburu melihat Heru yang dilayani Riska dengan sepenuh hati.
Keduanya terlihat sangat mesra dan serasi. Riska melepas ciuman dan mulai bergerak untuk mengocok batang Heru yang sedang mendiami liang vaginanya. Nafas Riska semakin memburu, sesekali Riska diam agar Heru bisa ‘menyusu’ kepadanya. Kedua tangan Heru menampung dan meremas-remas bongkahan pantat Riska. Heru memperhatikan Riska mulai kecape’an sehingga dia kembali menelentangkan Riska seperti sebelumnya dan mulai mencekoki vagina Riska lagi.
“teruussshh Paakhh…ooohhhh…uuummmhhh…”. Keduanya terbuai dalam kenikmatan yang tak berujung seiring alat kelamin mereka yang terus bertubrukkan.
Heru mulai memacu dengan kecepatan maksimal, nafasnya memburu bagai orang berlari.
“hhh…neenngghhh !!! ooohhhh uuuhhhh eeerrrnnhhh”. Matahari semakin meninggi, menyinari Heru dan Riska yang sudah ‘panas’ dari tadi.
“cllkk cllkk cllkk cllkk”, semakin cepat bunyi kecipak air.
“OOOGGGHHHH !!!!”, erang Heru menyemburkan ‘lahar’nya yang putih dan panas itu ke perut Riska.
Heru tidak memegang penisnya karena Riska sendirilah yang memegangi penis Heru. Heru memandangi wajah Riska yang kelihatan begitu kelelahan namun terpuaskan, Riska menampakkan senyum di wajahnya. Heru merasa puas sekali karena telah menuntaskan hajatnya dari kemarin, merasakan nikmatnya ‘surga kecil’ milik Riska. Dengan bertumpu pada lutut, Heru mendekati wajah Riska. Riska pun langsung menyambar penis Heru bagai ikan yang menemukan kail favoritnya.
“nnmmmmm…mmmmmm…”. Riska begitu meresapi mengulum penis Heru.
Lidahnya menggelitiki lubang kencing Heru, mengais sisa-sisa sperma yang ada di dalamnya. Riska mengemuti ujung ‘tombak’ Heru yang berwarna merah muda itu terus menerus. Tubuh Heru gemetar, rasa enak mulai berubah jadi rasa ngilu, tapi Heru enggan menghentikan Riska yang kelihatan asik sekali. Riska pun menyadari kalau Heru sudah merasa tidak nyaman.
Riska pun menciumi batang Heru beberapa kali dan melayangkan ciuman yang sangat mesra ke zakar Heru seolah berterima kasih karena telah membantunya mencapai puncak kenikmatan. Riska meratakan sperma yang ada di perutnya dan meluruskan kedua kakinya setelah lama terbuka lebar dan menatap ke langit, mengistirahatkan tubuh dan jiwanya sambil merasa begitu bebas, tak ada beban.
“neng Riska ?”.
“eh iya, Pak Cecep ?”. Riska membuka matanya dan melihat Cecep, Parjo, dan Heru berdiri mengelilinginya. Riska pun duduk ditemani 3 pria itu.
“neng Riska gak marah kan tadi kita entotin ?”.
“nggak apa-apa kok…”, jawab Riska tersenyum.
Riska jadi merasa aneh, tadi 3 pria itu begitu kasar dan beringas memperkosanya, tapi sekarang mereka jadi sopan. Cecep mengumpulkan sedikit kayu dan membakarnya dengan korek api yang dibawa Parjo. Heru mengambil 4 ikan. Mereka pun makan bersama-sama sambil mengobrol.
3 nelayan itu kembali melaut karena ikan yang ditangkap kurang banyak sementara Riska tetap di pulau itu. Merasa bosan sendirian, Riska pun memutuskan untuk melakukan kegiatan favoritnya yaitu berenang tanpa busana. Riska memang suka berenang tanpa mengenakan apa pun di kolam renang rumahnya, tapi tak pernah dia berenang tanpa busana di laut lepas sehingga dia berenang dengan semangat.
“berenang nih neng ?”.
“iya nih…kok udah balik lagi, Pak ? gak ada ikan ?”.
“ada..malah dapet lebih banyak nih neng…”.
“wah..bagus donk…kalo gitu sekarang pulang kan ?”.
“iyaa..ayo neng naek…”. Dengan bantuan Heru, Riska pun naik ke atas perahu.
Spontan, 3 pria itu menelan ludah, tak ada yang mengedipkan mata mendapat pemandangan yang begitu menakjubkan. Tubuh Riska terlihat berkemilauan, bulir-bulir air yang membasahi tubuhnya dan juga menuruni setiap lekuk tubuhnya ditambah sinar matahari membuat keseksian tubuh Riska menjadi semakin erotis dan sensual.
Cerita Sex Mahasiswi Binal Keenakan Di Setubuhi 3 Pria
“neng Riska..”.
“iya, Pak ?”, jawab Riska sambil membetulkan rambutnya yang basah.
“ngeliat neng basah-basahan..Bapak jadi pengen lagi..hehe..”.
“iya, neng…sekali lagi sebelom pulang donk..hehe…”.
“mm…”. Riska mengangguk sambil tersenyum.
Cecep, Parjo, dan Heru pun menggumuli Riska di pinggir pantai lagi, tapi kali ini mereka bertiga ‘menyerang’ Riska sekaligus. Heru menumpahkan maninya ke wajah Riska, sedangkan Cecep ‘mentato’ payudara kiri Riska dengan spermanya, dan payudara kanan Riska dihias oleh Parjo. Tanpa mengelap sperma 3 orang itu, Riska pun naik perahu. Riska tetap bertelanjang ria selama berlayar pulang sehingga tak heran payudara dan pantatnya menjadi ‘sasaran empuk’ bagi tangan-tangan jail Heru, Cecep, dan Parjo. Vagina dan pantat Riska pun sesekali dikobel dan dikorek oleh 3 nelayan itu. Perahu beberapa kali berhenti karena Cecep, Parjo, dan Heru ingin melepaskan dahaga akan rasa vagina Riska. Riska pun dengan senang hati menyediakan vaginanya untuk digerogoti 3 nelayan yang sudah tua dan jelek itu.
“celana saya mana, Pak ?”, tanya Riska ketika sudah agak dekat dengan pinggir pantai.
“ini neng…”.
“baju saya robek ya, Pak ?”.
“iya neng..mending neng pake baju Bapak dulu…”, ujar Cecep melepas bajunya.
“tapi ntar ketahuan ama istrinya Pak Heru…”.
“ntar biar Bapak pulang duluan, ambil baju neng Riska…neng Riska pake baju aja dulu sambil ntar nunggu di perahu..”.
“oh iya yaa, yaudah, Pak Cecep…saya minjem bajunya yaa..”.
“iya, neng..silahkan…”. Perahu itu berlabuh di tepi pantai.
“Pak..ambilin bajunya yang warna putih juga…”, pesan Riska.
“iya, neng…”. Heru pun kembali dengan sehelai baju Riska.
“nih neng bajunya…”.
“makasih, Pak…tolong ditutupin dong, Pak…”.
“tenang neng…”. Cecep dan Parjo merapat untuk menutupi Riska yang berganti pakaian.
“Pak Cecep..Pak Parjo..saya pulang dulu yaa…”.
“neng Riska besok ikut lagi kan ?”.
“iyaa, Pak…”.
“hehe…asiik..”. Riska pun tersenyum.
“mari, Pak…”. Riska dan Heru pun kembali ke rumah dan berhasil mengelabui Juju, Dina, dan Dedi dengan sikap biasa seperti tak terjadi apa-apa.
Keesokan paginya, Riska agak terkejut saat keluar kamar mandi karena Heru sudah menunggu di depan pintu wc.
“ayok neng Riska…”.
“bentar ya, Pak…saya ambil handycam dulu…”.
“ayu, Pak…”, ajak Riska. Riska dan tiga nelayan itu pun kembali melaut. Riska pun diam saja sambil tersenyum saat Cecep dan Parjo bekerja sama melucuti pakaiannya saat sudah agak menjauh dari pantai.
Dengan petunjuk Riska, Cecep bisa menggunakan handycam untuk merekam Riska dan Parjo. Latar belakang laut lepas dan dua karakter yang begitu kontras dimana sang lelaki alias
Parjo yang masih berpakaian lengkap memeluk Riska yang telanjang bulat dari belakang membuat pemandangan yang direkam Cecep seperti film erotis sensual.
Bertambah erotis saat Riska memejamkan matanya dan mendesah lembut, kelihatan begitu menikmati dan meresapi sentuhan-sentuhan dan rangsangan-rangsangan dari Parjo. Riska dan Parjo terlihat seperti sepasang suami istri yang baru menikah. Riska kelihatan seperti istri yang sangat mencintai suaminya sampai mau bugil di alam terbuka.
Parjo pun kelihatan seperti suami yang sedang nafsu-nafsunya menikmati setiap jengkal dari tubuh istrinya. Cecep, Parjo, dan Heru pun bergantian menggerayangi tubuh Riska dan bergantian merekam dengan handycam. Begitulah kegiatan Riska setiap hari, menjadi putri duyung di atas perahu yang harus telanjang bulat dan menjadi ‘sasaran’ 3 nelayan itu.
Tapi, Riska melakukannya dengan senang hati karena bersama Cecep, Heru, dan Parjo, semua fantasi liarnya terwujud. Bertelanjang ria di laut lepas, disetubuhi di atas perahu, di pantai, dan di hutan yang ada di pulau favorit mereka berempat adalah fantasi liar Riska yang baru kali ini terwujud dan semuanya terekam di dalam handycam Riska. Semua pengalaman liar yang akan ditunjukkan Riska ke Lina, Moniq, dan Riri
Susah dapat bonus dari web lain ? Coba gabung aja di JBMBET! Proses depo dan withdraw cepat :) Selalu bisa bekerja sama dengan member :) Bonus gampang didapatkan :)
Tunggu apa lagi ? Gabung di JBMBET
Cerita Sex | Cerita Bokep | Cerita Sex Sedarah | Cerita Sex Pemerkosaan | Cerita Sex ABG | Cerita Sex Tante | Cerita Bikin Sange | Cerita Tante Heni | Cerita Dewasa | Cerita Panas | Crita Nentot SPG | Cerita Sex Pramugari
0 komentar:
Posting Komentar