JBMsex Menyajikan Cerita Sex Tante | Cerita Sex Sedarah | Cerita Sex ABG | Cerita Sex Pemerkosaan | Film dewasa
jbmbet'
Mei 26, 2019 Posted by Tips Hoki No comments Posted in
Posted by Tips Hoki on Mei 26, 2019 with No comments | Categories:
Jbmsex.blogspot.com, Indonesia - Cerita Seks Threesome Bersama 2 Saudara Tiri, Sebut saja namaku Doni. Waktu itu saya SMA kelas 3, waktu itu saya baru sebulan tinggal sama ayah tiriku. Ibu menikah dengan orang ini sebab tak bendung hidup menjanda lama-lama. Yang saya tak sangka-sangka rupanya ayah tiriku punya 2 buah hati cewek yang keren dan seksi habis, yang satu sekolahnya sama denganku, namanya Dina dan yang satunya lagi telah kuliah, namanya Winda.

Cerita Seks Threesome Bersama 2 Saudara Tiri

Cerita Seks Threesome Bersama 2 Saudara Tiri

Semenjak Dina layak sekali jikalau dihasilkan bintang iklan obat pembentuk tubuh, nah jikalau si Winda paling layak untuk iklan BH sama suplemen payudara. Aku pertama saya tinggal, saya senantiasa berangan-angan bahwa bisa mempunyai mereka, namun angan-angan itu senantiasa buyar oleh beragam hal. Dan siang ini kebetulan tak ada orang di rumah kecuali saya dengan Dina, ini juga saya sedang kecapaian sebab baru pulang sekolah.

"Din ! entar jikalau ada perlu sama saya, saya ada di kamar,” teriakku dari kamar.

Jika mulai menyalakan komputerku dan sebab saya sedang suntuk, saya mulai dech surfing ke laman-laman porno kesayanganku, namun enggak lama kemudian Dina masuk ke kamar sambil bawa buku, kelihatannya ia berkeinginan tanya pembelajaran.

"Don, kemaren kau udah nyatet Biologi belom, saya pinjem dong!” katanya dengan bunyi manja.

Tanpa memperdulikan komputerku yang sedang memutar film BF melewati dunia maya, saya mengambilkan ia buku di rak bukuku yang jaraknya lumayan jauh dengan komputerku.

"Din..! nich bukunya, kemarenan saya udah nyatet,” kataku. Dina tak memperhatikanku namun pun melihat film BF yang sedang di komputerku.

"Din.. kau bengong aja!” kataku pura-pura tak tahu.

“Eh.. iya, Doni kau nyetel apa tuh! saya bilangin bonyok loh!” kata Dina.

“Eeh.. kau barusan kan juga liat, saya tau kau menyenangi juga kan,” balas saya.

“Mending kita nonton sama-sama, hening aja saya tutup mulut kok,” ajakku berupaya mencari kans.

“Bener nich, kau kagak bilang?” katanya ragu.

“Suwer dech!” kataku sambil mengambilkan ia bangku. Dina mulai serius menonton tiap-tiap adegan, meskipun saya serius untuk terus menatap tubuhnya.

"Din, sebelum ini kau pernah nonton bokep kagak?” tanyaku.

“Pernah, noh saya punya VCD-nya,” jawabnya. Wah edan juga nich cewek, membisu-membisu badung juga.

“Tetapi ML?” tanyaku lagi.

“Belom,” katanya, “Melihat.. kalo sendiri sich sering kali.”

Baca Juga : Cerita Sex Bonus Seks Penjaga Warnet Dengan Pelanggan


Wah makin berani saja saya, yang ada dalam pikiranku kini hanya ML sama ia. Bagaimana caranya si “Doni Junior” dapat puas, tak peduli saudara tiri, yang penting nafsuku sirna. Tenang dadanya yang naik-turun sebab terstimulasi, saya jadi kian terstimulasi, dan batang kemaluanku malahan makin tambah tegang.

"Din, kau terstimulasi yach, ampe napsu gitu nontonnya,” tanyaku memancing.

"Iyah Betul Doni, Tunggu bentar yah. Wa mau ke kamar mandi dulu ya...," katany

“Eh.. ngapain ke kamar mandi, nih liat!” kataku menunjuk ke arah celanaku.

“Kasihanilah si Doni kecil,” kataku.

“Pikiran kau jangan yang ngga-ngga dech,” katanya sambil meninggalkan kamarku.

“Kamu aja, rumah kan lagi sepi, saya tutup mulut dech,” kataku memancing.

Dan rupanya tak dia gubris, pun terus berjalan ke kamar mandi sambil tangan kanannya meremas-remas buah dadanya dan tangan kirinya menggosok-gosok genitalianya, dan hal inilah yang membuatku tak menyerah. Kukejar terus ia, dan sesaat sebelum masuk kamar mandi, kutarik tangannya, kupegang kepalanya lalu kemudian segera kucium bibirnya. Sesaat dia menolak namun kemudian dia pasrah, pun merasakan tiap-tiap permainan lidahku.

“Pelan akan saya berikan pengalaman yang paling memuaskan,” kataku, kemudian kembali melanjutkan mengecupnya.

Tangannya membuka pakaian sekolah yang masih kami kenakan dan juga dia membuka BH-nya dan meletakkan tanganku di atas dadanya, kekenyalan dadanya amat berbeda dengan gadis lain yang pernah kusentuh.
Tidak dia membuka roknya, celanaku dan celana dalamnya.

“Kita ke dalam kamar yuk!” ajaknya sesudah kami berdua sama-sama bugil, “Terserah kaulah,” kataku, “Yang penting kamu akan kupuaskan.”

Ia kusangka dia berani menarik penisku sambil berkecupan, dan pelan-lahan kami berjalan menuju kamarnya.

"Don, kau tiduran dech, kita pake ’69′ berkeinginan tak?” katanya sambil mendorongku ke kasurnya.

Tidak mulai menindihku, didekatkan vaginanya ke mukaku sementara penisku diemutnya, saya mulai mengecup-kecup vaginanya yang telah berair itu, dan bebauan kewanitaannya membuatku kian gigih untuk segera memainkan klitorisnya.

Ia lama sesudah kumasukkan lidahku, kutemukan klitorisnya lalu saya menghisap, menjilat dan kadang kumainkan dengan lidahku, sementara tanganku bermain di dadanya. Ia lama kemudian dia melepaskan emutannya.

“Jangan hentikan Doni.. Ach.. percepat Doni, saya berkeinginan keluar nich! ach.. ach.. aachh.. Doni.. saya ke.. luar,” katanya beriringan dengan menyemprotnya cairan kental dari vaginanya. Dankemudian ia lemas dan tiduran di sebelahku.

"Din, sekali lagi yah, saya belum keluar nich,” pintaku.

“Bentar dahulu yach, saya lagi capek nich,” jelasnya. Jika tak peduli kata-katanya, kemudian saya mulai mendekati vaginanya.

"Din, saya masukkin kini yach,” kataku sambil memasukkan penisku pelan-lahan.

Kelihatannya Dina sedang tak sadarkan diri, ia cuma terpejam coba untuk beristirahat. Pelan Dina masih sempit sekali, penisku dijadikan hanya membisu mematung di pintunya. Tidak kubuka dengan tangan dan terus kucoba untuk memasukkannya, dan hasilnya sukses penisku masuk setengahnya, kaprah-kaprah 7 cm. Cerita Sex ABG

“Jangan Doni.. entar saya hamil!” katanya tanpa berontak.

“Jika udah mens belom?” tanyaku.

“Udah, baru kemaren, emang mengapa?” katanya.

Sambil saya masukkan penisku yang separo, saya jawab pertanyaannya, “Tetapi gitu kau kagak bakal hamil.”

“Ach.. ach.. ahh..! sakit Doni, a.. ach.. ahh, perlahan-perlahan, aa.. aach.. aachh..!” katanya berteriak sedap.

“Kamu aja hanya sejenak kok, Din mending doggy style dech!” kataku tanpa melepaskan penis dan berupaya memutar tubuhnya.

Tidak menuruti kata-kataku, lalu mulai kukeluar-masukkan penisku dalam vaginanya dan kupikir dia malahan mulai terstimulasi kembali, sebab kini dia menanggapi gerakan keluar-masukku dengan menaik-turunkan pinggulnya.

“Ach.. a.. aa ach..” teriaknya.

“Sakit lagi Doni.. a.. aa.. ach..”

“Aku aja, hanya sejenak kok,” kataku sambil terus bergoyang dan meremas-remas buah dadanya.

"Ahh... Donn... pengen... ahh.. keluar... lagi Donn..." katanya.

“Tunggu sejenak yach, saya juga pengen nich,” balasku.

“Cepetan Doni, enggak bendung nich,” katanya kian menegang.

“A.. ach.. aachh..! yach kan keluar.”

“Jika juga Say..” kataku kian pesat menggenjot dan hasilnya setidaknya enam tembakan spermaku di dalam vaginanya. Kucabut penisku dan saya memperhatikan seprei, apakah ada darahnya atau tak? namun tenyata tak.

"Din kau enggak perawan yach,” tanyaku.

“Iya Doni, dahulu waktu lagi masturbasi nyodoknya kedaleman jadinya pecah dech,” jelasnya.

"Don ingat loh, jangan bilang siapa-siapa, ini rahasia kita aja.””Oh hening aja saya dapat diandalkan kok, asal lain kali kau berkeinginan lagi.”

“Siapa sih yang dapat nolak ‘Doni Junior’,” katanya mesra.

Aku ketika itu setidaknya seminggu sekali saya senantiasa melaksanakan ML dengan Dina, sesekali saya yang memang sedang berharap atau sesekali juga Dina yang sering kali ketagihan, yang asyik hingga ketika ini kami senantiasa bermain di rumah tanpa ada seorang malahan yang tahu, kadang tengah malam saya ke kamar Dina atau sebaliknya, kadang juga ketika siang pulang sekolah jikalau tak ada orang di rumah.

Terbukti ini kelihatannya Dina lagi berharap, semenjak di sekolah dia terus menggodaku, pun dia sempat membisikkan keinginannya untuk ML siang ini di rumah, namun malangnya siang ini ayah dan ibu sedang ada di rumah sehingga kami tidak jadi melaksanakan ini. Jika menjanjikan nanti malam akan main ke kamarnya, dan dia mengiyakan saja, katanya asal dapat ML denganku hari ini dia berdasarkan saja kemauanku.

Aku hingga malan ayahku belum tidur juga, kelihatannya sedang asyik menonton perlombaan bola di Aku, dan saya malahan tidur-tiduran sambil menunggu ayahku tertidur, namun malang pun saya yang tertidur duluan. Dalam mimpiku, saya sedang dikelitiki sesuatu dan berupaya saya bendung, namun kemudian sesuatu menindihku tetapi saya sesak aku dan kemudian terbangun.

“Dina! apa Ayah telah tidur?” tanyaku memperhatikan rupanya Dina yang menindihiku dengan terbukti telanjang.

Agen judi indonesia
“kau mulai badung Doni, dari tadi saya tunggu kau, kau tak datang-datang juga. kau tau, kini telah jam dua, dan ayah sudah tidur semenjak jam satu tadi,” katanya mesra sambil sejak penisku sebab rupanya celana pendekku dan CD-ku sudah dibukanya.

“Yang badung tuh kau, Bukannya permisi atau bangunin saya kek,” kataku.

“kau tak sadar yach, kau kan udah bangun, tuh liat udah siap kok,” katanya sambil kau penisku.

“Jika emut yach.”

Emutanya kali ini terasa berbeda, terasa aku menghisap dan kelaparan.

"Din jangan cepet-cepet dong, kasian ‘Doni Junior’ dong!”

“Jika udah kepengen berat Doni!” katanya lagi.

“Mending seperti aku, kita pake posisi ’69′ dan kita sama-sama lazim,” kataku sembil berputar tanpa melepaskan emutannya kemudian sambil terus diemut.

Jika mulai menjilat-jilat vaginanya yang sudah berair sambil tanganku memencet-mencet payudaranya yang kian keras, terus kuhisap vaginanya dan mulai kumasukkan lidahku untuk mencari-cari klitorisnya.

“Aach.. achh..” desahnya kian kutemukan klitorisnya."

"Don! kau pinter banget nemuin itilku, a.. achh.. ahh..”

“kau juga makin pinter ngulum ‘Doni’ kecil,” kataku lagi.

"Don, kali ini kita tak usah banyak-banyak yach, aa.. achh..” katanya sambil mendesah.

"Sekali saja ya tembaknya, hmm...," katanya sembari merasakan jilalatanku di vaginanya.

“Melihat Doni saya.. ma.. u.. keluar nich! hhmmm...  aghhh...” katanya sembari vaginannya mengeluarkan cairan.

“Kayaknya kau kau dua kali dech!” kataku sambil wajib posisi.

“Ya udah dech, namun kini kau masukin yach,” katanya lagi.

“Bersiaplah akan saya masukkan ini kini,” kataku sambil kini penisku ke vaginanya.

“Siap-siap yach!”

“Ayo dech,” katanya.

“Ach.. a.. ahh..” desahnya kian kumasukkan penisku.

“Bendung-perlahan dong!”

“Inikan udah perlahan Din,” kataku sambil mulai bergoyang.

"Din, kau udah terstimulasi lagi belon?” tanyaku.

"Sabar Doni...," katanya sembari menggoyangkan pinggulnya untuk berirama denganku dan memintaku menciumnya.

“Sambil menciumnya dong Doni!”

Tanpa bercinta dua kali saya segera mncumbunya, dan saya betul-betul merasakan permainan lidahnya yang kian kian.

"Din kau udah punya pacar belom?" tanyaku.

"Kalau sudah ada, mending putus saja," kataku.

"Doni, pacarku mah gak ngerti soal sex," jawabnya.

“Ach yang bener?” tanyaku lagi sambil mempercepat goyangan.

"Iya.. Bener.. hmm.. kok... Doni... Ahh...,' katanya sambil mendesah.

“Aku aja, atau kau berkeinginan udahan?” kataku mau.

“Jangan udahan dong, saya baru kau bikin terstimulasi lagi, kan kagak lazim jikalau udahan, achh.. aa.. ahh.. saya percepat yach Doni,” katanya.

Kemudian mempercepat gerakan pinggulnya.

“Jika udah ngerti gimana enaknya, bentar lagi kayaknya saya bakal keluar dech,” kataku menyadari bahwa sepermaku telah mengumpul di ujung.

“Achh.. ach.. bentar lagi nih.”

“Ok Doni!” katanya dengan langsung keluarkan kontolku dari vaginanya dan mengisapnya dengan mulutnya sambil mainkan klitorisnya.

“Jika juga Doni, aku saya cari klitorisku dong!” katanya menarik tanganku ke vaginanya.

Sembari mengisap kontolku, Din memintaku memainkan klitorisnya dan saya menuruti permintaanya.

"Achh.... achhh... achhhh..." desahku sembari memenuhi mulut Dina dengan spermaku

“Jika juga Doni..” katanya sambil menjepit tanganku dalam vaginanya.

“Ach.. ah.. aa.. ach..” desahnya.

“Jika tidur di sini yach, nanti bangunin saya jam lima sebelum ayah bagun,” katanya sambil menutup mata dan kemudian tertidur, di sampingku.

Kamu jam lima pagi saya bangun dan membangunkanya, kemudian dia bergegas ke kamar madi dan mempersiapkan diri untuk sekolah, aku juga dengan saya. Yang aneh siang ini tak seperti tak Dina tak pulang bersamaku sebab dia ada les privat, meskipun di rumah hanya ada Mbak Winda, dan anehnya siang-siang hanya Mbak Winda di rumah semacam ini menggunakan ketat dan rok mini seperti sedang menunggu sesuatu.

“Siang Doni! baru pulang? Dina mana?” tanyanya.

“Dina lagi les, katanya bakal pulang kaos,” kataku, “Loh Mbak sendiri kapan pulang? katanya dari Solo yach?”

“Jika pulang tadi malem jam tigaan,” katanya.

"Don, tadi malam kau teriak sendirian di kamar ada apa?" tanya Mbak Winda. Saya langsung berkeringat, Waduh, semalam Mbak Winda kayaknya dengar desahan Dina/

“Ach tak kok, hanya ngigo,” kataku sambil berlalu ke kamar.

"Don! Temeninku nonton VCD ya, biar sik,” katanya dari kamarnya.

“Bentar!” kataku sembari jalan ke tempatnya, “Mana Film yang mau ditonton Mbak? tanyaku saat sudah sampai dikamarnya.

“Liat aja, nanti juga tau,” katanya lagi.

“Mbak lagi nungguin seseorang yach?” tanyaku.

“Mbak, lagi nungguin kau kok,” katanya datar, “Tuh liat filmnya udah mulai.”

“Loh inikan..?” kataku memperhatikan film BF yang diputarnya dan tanpa meneruskan kata-kataku sebab memperhatikan dia mendekatiku. Kemudian dia mulai mengecup bibirku.

“Mbak tau kok yang semalam,” katanya, “Jika berkeinginan enggak ngelayanin saya, saya lebih pengalaman dech dari Dina.” Wah pergi satu datang lagi satu, sungguh luar biasa.

“Mbak, saya kan adik yang berbakti, masak nolak sich,” godaku sambil tangan kananku mulai masuk ke dalam rok mininya menggosok-gosok vaginanya, meskipun tangan kiriku masuk ke kausnya dan memencet-mencet payudaranya yang super besar.

“Jika pinter dech, namun sayang kau badung, pinter cari bandel,” katanya menghentikan kesempatan dan melepaskan tanganku dari dada dan vaginanya.

“Mbak berkeinginan ngapain, kan lagi asyik?” tanyaku.

"Gak sabar lagi ya? pakaianku kubuka dulu terus kamu nyusul ya," kata Mbak Winda.

Jika juga tidak berkeinginan mau, saya mulai membuka bajuku hingga pada hasilnya kami berdua telanjang bulat.

“Tubuh Mbak hasilnya banget,” kataku melihat tubuhnya dari atas hingga ujung kaki, benar-benar tak ada cacat, putih mulus dan sekal.

Tidak segera mencumbuku dan tangan kanannya sejak penisku, dan kini ke vaginanya sambil berdiri.

“Jika udah enggak bendung Doni,” katanya.

Kupegang kontolku dengan tangan kananku sementara tangan kiriku memainkan vaginannya.

“Nanti dahulu ach, beginikan lebih asik.”

“Ach.. kau badung Doni! pantes si Dina berkeinginan,” katanya mesra.

"Don..! Mbak..! lagi dimana kalian?” terdengar bunyi Dina memanggil dari luar.

“Hari ini guru lesnya tak masuk jadi saya dipulangin, kalian lagi dimana sich?” tanyanya sekali lagi.

"Kita lagi pesta nih Din, masuk saja," jawab Mbak Winda.

“Mbak! Entar jikalau Dina tau gimana?” tanyaku.

"Jangan panggilku Mbak lagi Doni, panggil saja Winda," jawabnya dan saat itulah saya lihat Dina tiba-tiba melepaskan pakaiannya setelah masuk ke kamar.

“Win, saya aku yach!” pinta Dina sambil memainkan vaginanya.

"Don kau kuat nggak?” tanya Winda.

“Kamu aja saya kuat kok, lagian kasian tuch Dina udah terstimulasi,” kataku.

"Din cepet sinih emut ‘Doni Junior’,” ajakku.

Tanpa menolak Dina segera datang mengemut penisku.

“Mending kita tiduran, biar saya dapet vaginamu,” kataku pada Winda.

“Ayo dech!” katanya kemudian mengambil posisi. Winda meletakkan vaginanya di atas kepalaku, dan kepalanya menghadap Miss V Dina yang sedang mengemut penisku.

"Din, saya maenin vaginamu,” katanya.

Tanpa menunggu jawaban dari Dina dia segera bermain di vaginanya.Permainan ini berlangsung lama hingga hasilnya Winda menegangkan pahanya, dan.. “Ach.. a.. aach.. saya keluar..” katanya sambil menyemprotkan cairan di vaginanya.

“Aku ganti Dina yach,” kataku. Kemudian saya bangun dan kini penisku ke vaginanya dan masuk pelan-lahan.

“Ach.. aach..” desah Dina.

“Jika curang, Dina kau masukin, kok saya tak?” katanya.

“Abis kau keluar duluan, namun hening aja, nanti abis Dina keluar kau saya masukin, yang penting kau kau dirimu sendiri,” kataku.

“Yang cepet dong goyangnya!” keluh Dina. Kupercepat goyanganku, dan ia mengimbanginya juga.

“Kak, ach.. entar lagi gant.. a.. ach.. gantian yach, saya.. berkeinginan keluar ach.. aa.. a.. ach..!” desahnya, kemudian lemas dan tertidur tidak berdaya.

“Ayo Doni tunggu apa lagi!” kata Winda yang sudah mengangkang dan menungguku menjebolkannya.

“Jika udah terstimulasi lagi.” Tanpa menunggu lama saya segera mencoblosnya dan mencumbunya.

“Gimana lazim penisku ini?” tanyaku.

“Penis kau kepanjangan,” katanya, “namun lazim!”.

“Kayaknya kamu nggak lama lagi dech,” kataku.

"Saya juga sudah gak tahan lagi. Kita bareng-bareng keluarin ya," katanya.

“Di luar apa di dalem?” tanyaku lagi.

“Aahhh... ahhh... dalem aja... hmm...” katanya sambil mendesah.

“Jika.. keluar.. ach.. achh.. ahh..tembakk.. dalem...” desahku sambil menembakkan spermaku.

"Ahh... Ahhh... saya juga... hmmm..." katanya sambil tegang dan mengeluarkan cairan dari vaginanya.

Jika kami bertiga tertidur di lantai dan kami bangun pada ketika saat.

"Don saya mandi dahulu yach, udah kaos nich.”

“Jika juga ach,” kataku.

"Don, Din, lain kali lagi yach,” pinta Winda.

“Dapat bisa, asal lagi kosong kayak gini, ya nggak Doni!” kata Dina.

“Kapan aja kalian berkeinginan saya siap,” kataku.

“Tetapi gitu kalian jangan mandi dahulu, kita main lagi yuk!” kata Winda mulai sejak penisku.

Jika kami main lagi hingga malam dan kebetulan ayah dan ibu telepon dan mengatakan bahwa mereka pulangnya hingga pagi, jadi kami lebih bebas bermain, lagi dan lagi. Kemudian hari selanjutya kami sering kali bermain ketika saat seperti ini, kadang tengah malam cuma dengan Winda atau cuma Dina. Oh bapak tiri, rupanya kecuali harta banyak, kau juga punya dua buah hati yang siap menemaniku kapan saja, ohh nikmatnya hidup ini.

Susah dapat bonus dari web lain ? Coba gabung aja di JBMBET! Agen Judi Indonesia Proses depo dan withdraw cepat :) Selalu bisa bekerja sama dengan member :) Bonus gampang didapatkan :)
Tunggu apa lagi ? Gabung di JBMBET

Cerita Sex | Cerita Bokep | Cerita Sex Sedarah | Cerita Sex Pemerkosaan | Cerita Sex ABG | Cerita Sex Tante | Cerita Bikin Sange | Cerita Tante Heni | Cerita Dewasa | Cerita Panas | Crita Nentot SPG | Cerita Sex Pramugari

0 komentar:

JBM