JBMsex Menyajikan Cerita Sex Tante | Cerita Sex Sedarah | Cerita Sex ABG | Cerita Sex Pemerkosaan | Film dewasa
jbmbet'
Februari 17, 2019 Posted by Tips Hoki No comments Posted in ,
Posted by Tips Hoki on Februari 17, 2019 with No comments | Categories: ,
Cerita Sex,Cerita Bokep,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pemerkosaan,Cerita Sex ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Bikin Sange.Cerita Tante Girang,Cerita Dewasa,Cerita Panas,Crita Nentot SPG,Cerita Sex Pramugari

Saat hari cutiku aku berkesempatan untuk mencari keringat dengan fitness, supaya tubuhku terjaga dan sehat, pekerjaanku di Jakarta sebagai EO yangternaman,dan hampir setiap pekerjaan selesai aku menyempatkn diriku untuk fitness sebentar.

Cerita Sex Ngentot Cewek Kenal Dari Tempat Fitnes


Agen Judi Online Terpercaya

JBMSEX - Maklum, pekerjaanku membutuhkan vitalitas tinggi. Maka walaupun libur di Bandung, atau tepatnya pulang ke kampung haalaman, aku tidak pernah melewatkan olahragaku yang satu O ya, aku Gunawan, biasa dipanggil Wawan. Usiaku 30 tahun, dan belum menikah. Tentunya hal ini merupakan keuntunganku untuk bisa menikmati masa bujang lebih lama, having fun dan get a life.

Sebenarnya tujuan fitnessku semula iseng, ingin melihat wanita-wanita sexy berpakaian ketat (baju senam), tapi akhirnya terasa manfaatnya, otot perutku rata, bisep dan trisepku terbentuk, hingga membuatku percaya diri. Tapi tentunya kegiatanku ngeceng wanita berpakaian sexy tidak pernah kulewatkan. Sambil menyelam minum air.. he he hee.

Ok, akhirnya kupilih sebuah hotel di bilangan Asia Afrika. Aku membiasakan tidak langsung pulang ke rumahku. Satu hari cutiku, kumanfaatkan untuk menikmati Bandung sendirian, daripada dengan orang-orang rumah. Orang tuaku termasuk old fashion, yang penuh dengan aturan ketat, walaupun ku sadar hal itulah yang dapat membuatku hidup mandiri.

Hari itu masih sore sekitar pukul 16. 30. Setelah aku cek in dan beristirahat sebentar, kumanfaatkan fasilitas fitness gratisku. Aku mulai mengganti bajuku dengan celana pendek dan t-shirt tanpa lengan.
Ketika aku memasuki ruang fitness, aku melihat sekeliling, masih agak kosong. Hanya ada beberapa pria di beberapa alat. Hmm, this is not my lucky day, pikirku sambil berjalan menuju sepeda statis. Ku kayuh sepeda itu sekitar lima menit dan beralih ke beberapa alat lainnya.

Sepuluh menit menjelang pukul lima sore, satu, dua wanita masuk.

Ok, this isn’t my unlucky day after all. Aku makin semangat menarik beban. Diikuti beberapa wanita lainnya, yang tentunya berpakain senam, warna-warni, ada yang memakai celana panjang cutbray dan kaos ketat, short pants dan atasan model sport bra, menambah indahnya pemandangan tempat fitness tersebut. Beberapa di antara mereka ada yang duduk, ada yang ngobrol, cekikikan, dan mencoba beberapa alat. Oh, mungkin mereka mau ber-aerobic, pikirku.

Betul saja ketika seorang wanita berpakaian seperti mereka masuk dan menotak-ngatik tape compo, dan terdengarlah suara musik house dengan tempo cepat. Masing-masing mereka menyusun barisan dan mulai bergerak mengikuti instruktur. Gerakan demi gerakan mereka ikuti. Masih pemanasan.
Tiba-tiba seorang wanita masuk, sangat cantik dibanding mereka, tinggi 165 kira-kira, rambut panjang diikat buntut kuda, memakai pakaian senam bahan lycra mengkilat warna krem dengan model tank top dan g-string di pantatnya.

Baca Juga : Cerita Sex Icha Sange Ngentot di Mobil


Bongkahan pantatnya tertutup lycra ketat warna krem lebih muda, sehingga menyerupai warna kulit tangannya yang kuning langsat hingga kaki yang tertutup kaos kaki dan sepatu. Woow, sangat seksi.
Tak sengaja kulihat bagian dadanya karena handuk yang menggantung di pundak ditaruhnya dikursi dekat dengan alat yang kupakai. Tonjolan putingnya terlihat jelas sekali, menghiasi tonjolan indah yang kira-kira 36 b ukurannya. Sedikit melirik ke arahku lalu akhirnya mencari barisan yang masih kosong dan mengikuti gerakan instruktur. Dadaku berdegup kencang pada saat dia melirik walaupun hanya sedetik.

Gerakan demi gerakan instruktur diikutinya, mulai dari gerakan pemanasan hingga gerakan cepat melompat-lompat sehingga bongkahan payudaranya bergerak turun naik. Batangku mulai membengkak seiring dengan lincahnya gerakan si dia.

Mataku terus tertuju pada si dia. Posisiku kebetulan sekali membentuk 45 derajat dari samping kirinya agak ke belakang. Hmm betapa beruntungnya diriku. Hingga akhirnya dia melakukan gerakan pendinginan. Keringat membasahi bajunya, tercetak jelas di punggung dan dadanya, sehingga tonjolan puting itu terlihat jelas sekali, ketika dia memutar badan ke kiri dan ke kanan.

Hingga akhirnya aku dibuat malu. Ketika aku memperhatikan dia, dia pun memperhatikanku lewat pantulan kaca cermin yang berada di depannya ketika aku mengalihkan pandangang ke kaca. Dia tersenyum kepadaku lewat pantulan cermin. Entah berapa lama dia memandangku sebelum aku sadar dipandangi. Aku langsung memalingkan muka dan beranjak dari alat yang kupakai.

Aku segera berganti pakaian untuk berenang. Segera kuceburkan diri untuk mendinginkan otak. Dua atau tiga balikan kucoba berganti gaya hingga akhirnya balikan ke empat gaya punggung, kepalaku menabrak seseorang dan terjatuh menyelam ke air.

Sama-sama kami berbalik dan setelah berbalik ku sadar yang ku tabrak adalah pantatnya si dia yang telah berganti pakaian renang, potongan high cut di pinggul dengan warna floral biru yang seksi. Kini tonjolan putingnya tersembunyi dibalik cup baju renangnya, membuatku sedikit kecewa.

Agen Judi Online Terpercaya

“Eh, maaf Mbak, nggak kelihatan, habis gaya punggung sih” kataku meminta maaf.
“Nggak kok Mas, aku yang salah, nggak lihat jalur orang berenang”, jawabnya sambil mengusap muka dan rambutnya ke belakang.

Si dia tersenyum kembali ke arahku, sambil lirikan matanya menyapu dari muka hingga bagian pusarku.

“Kenalan dong, aku Gunawan, biasa dipanggil Wan”, kataku sambil menyodorkan tangan.
Dijabatnya tanganku sambil berkata ”Vira”, jawabnya.
Kami menepi ke bibir kolam, sambil mencelupkan diri se batas leher masing-masing. Kami duduk bersampingan.

“Baru disini Mas?”, Vira mulai lagi membuka pembicaraan.
“Iya, tapi jangan panggil Mas, Wawan aja cukup kok. Aku asli Bandung, tapi memang baru kes******Aku kerja di Jakarta. Kamu Vir?”, ku balik bertanya.

“Aku asli Bandung juga, kerja di bank B**, jadi CS. Deket sini kok, seberangan. Aku biasa aerobic dan renang disini, dua hari sekali, yang ada jadwal aerobicnya saja”.

Pembicaraan kami berkembang dari hal kerjaan mengarah ke hal-hal yang lebih pribadi. Vira baru putus dengan pacarnya, kira-kira dua minggu yang lalu. Keluarga pacarnya tidak setuju dengan Vira dan pacarnya dijodohkan dengan orang lain pilihan keluarganya. Agak sedih Vira bercerita hingga..

“Vir, balapan yuk ke seberang, gaya bebas”, ajakku.
“Hayo, .. siapa takut?”, jawabnya.

Kami berdua berlomba sampai sebrang. Aku sedikit curang dengan mendorong bahunya ke belakang sehingga Vira sedikit tertinggal. Pada saat aku duluan di seberang..

“Wan, kamu curang, kamu curang”, rengeknya sambil memukul-mukul tanganku.

Aku tertawa-tawa dan bergerak mundur menjauhi Vira. Dia mengejarku, sampai akhirnya”Byurr, .”., aku terjatuh kebelakang. Kakiku menyenggol kakiknya hingga diapun terjatuh dan kami berdua tidak sengaja berpelukan.

Dadanya yang empuk menyentuh dadaku, membuat batangku kembali membengkak. Ketika sama-sama berdiri, kami masih berpelukan walau agak renggang.

Kami saling pandang, kemudian Vira memelukku kembali. Kesempatan ini tidak ku sia-siakan dengan balas memeluknya. Udara Bandung yang dingin pada sore yang beranjak malam tersebut, menambah kuatnya pelukan kami. Batangku yang sedari tadi mengeras menyentuh perut bagian bawahnya Vira, atau tepatnya diatas kemaluan Vira sedikit.

Pantat Vira bergerak mendorong, hingga batangku geli terjepit antara perut Vira dan perutku. Berulang-ulang Vira melakukan itu, sehingga darahku berdesir.

“Emhh.”., Vira bergumam.

Sadar aku berada di tempat umum, walaupun kolam renang agak sepi, hanya ada tiga orang selain kami, membuatku agak sedikit melepaskan pelukan walau sayang untuk dilakukan.

“Vir, mending kita sauna yuk!”, ajakku menetralkan suasana.

Vira terlihat agak kecewa dengan sikapku yang sengaja kulakukan.

“Oke!”, jawabnya singkat.

Kami berdua mengambil handuk di kursi pinggir kolam, dan berjalan bersamaan, menuju ruang sauna yang tak jauh dari kolam renang. Terbayang apa yang dilakukan Vira saat di kolam, membuatku menerawang jauh menyusun rencana dengan Vira selanjutnya.

“Kosong.”., kataku dalam hati melihat ruang sauna.

Kami berdua masuk, dan aku sengaja mengambil tempat duduk dekat pintu, sehingga orang lain tidak dapat melihat kami beruda lewat jendela kecil pintu sauna.

“Vir.”., belum sempat aku bicara, Vira menciumku di bibir.

Bibir kami saling berpagut melakukan french kiss. Penetrasi lidah Vira di mulutku, menunjukkan dia sangat berpengalaman.

Tangan Vira memegang dadaku, kemudian mengusap menyusuri perut hingga sampai pada batangku yang sudah berdiri dari tadi. Vira meremas batangku yang masih terbungkus celana renang, sementara kuremas dua gunung montok. Betapa kenyal dan kencang sekali payudaranya.

Temperatur ruang sauna menambah panasnya hawa disana. Kubalik Vira membelakangiku. Kuciumi tengkuknya, dan ku remas payudaranya”.Emhh.. Wawan.. ahh”, Vira melenguh. Ku susupkan tanganku ke payudaranya, dari celah baju renangnya.

Ku pilih putingnya, dan membuat Vira sedikit menjerit, dan menggelinjang. Untungnya ruangan sauna kedap suara.

Agen Judi Online Terpercaya

“Wan, aku butuh kamu Wan, .. malam ini saja.. ahh.”., Vira berbisik di telingaku, sambil masih kumainkan putingnya.
“Lanjutkan di kamarku yuk, ..!” ajakku.
Punggung Vira menjauhi badanku dan berbalik.
“Kamu cek in di s*****.?”, tanyanya dengan muka sedikit gembira.
“Bukannya kamu.”.
“Ya sayang.”., sambil akhirnya kutempatkan jari telunjukku di mulutnya.

Akhirnya kujelaskan alasanku.

Satu-satu kami keluar dari ruang sauna. Vira bergegas ke ruang ganti. Begitupun diriku. Setelah siap, Vira menenteng tasnya dan kami pun berjalan bersamaan. Kami berjalan sambil memeluk pinggang masing-masing, layaknya sepasang kekasih yang sudah lama pacaran. Stelah mengambil key card dari recepsionist, kami naik ke kamarku di 304.

Setelah masuk, pintu ditutup, dan langsung kami merebahkan diri di ranjang. Untung ku pilih tempat tidur sharing. Vira masih memakai baju seragam banknya, lengkap dengan blazer, sepatu hak tinggi dan stocking hitam menggoda. Seksi sekali!

Vira di bawah sementara aku diatasnya menciumi bibimnya. Sesekali kujilat leher dan telinganya. Vira meracau memanggil-manggil namaku. Kubuka blazernya. Dari blouse putih tipis yang masih menempel, terlihat jelas puting berwarna coklat menerawang.

Hmm, sengaja tidak memakai bra pikirku. Kubuka kancingnya satu persatu. Kujilati dadanya. Lidahku menyapu dua bukit kembarnya yang mengencang. Rambutku diusapnya sambil dia melenguh dan memanggil namaku berkali-kali. Sesekali kugigit putingnya.

Roknya kusingkapkan, ternyata dibalik stocking hitamnya itu, Vira tidak memakai CD lagi. Ku jilat kemaluan Vira yang masih terhalang stocking. Noda basah di bibir vagina tercetak jelas di pantyhosenya. Vira semakin mecarau dan menggelinjang.

Ku gigit sobek bagian yang menutupi vaginanya yang basah. Kujilati labia mayoranya. Perlahan kusapu bibir vagina merah merekah itu. Kucari klitorisnya dan kumainkan lidahku di sana.
Vira mengejang hebat, tanda orgasme pertamanya.

“Emhh Wan.. ahh”, Vira sedikit berteriak tertahan.
“Makasih sayang.. oh.. benar-benar nikmat..!”.
“Pokoknya ganti stocking ku mahal nih”, Vira merengek sambil cemberut.
“Oke, tapi puaskan dulu aku Vir, .”., jawabku sambil rebahan di ranjang.

Vira kemudian berbalik dan berada di atasku. Blouse terbuka yang masih menempel itu disingkirkannya. Hingga terpampanglah dua bukit menggantung di atasku. Vagina basah Vira terasa di perutku. Rok yang tersingkap dilepasnya lewat atas. Tinggal stocking yang masih menempel, sepatunya pun telah lepas.

Vira kembali menciumiku. Lidahnya menyapu dadaku dan putingku. Sesekali digigitnya, membuatku juga menggelinjang kegelian. Kemudian lidahnya menyapu perutku hingga sampai ke batang penisku yang tegak.

Vira mengocoknya perlahan. Ujung lidahnya menari di lubang kencingku. Rasa hangat itu terasa manakala lidahnya menyapu seluruh permukaan penisku. Seluruh batang penisku terbenam di mulut Vira. Sambil dikocok, keluar masuk mulutnya Vira.

“Ohh..!” aku pun tak luput meracau.

Hampir terasa puncakku tercapai, ku dorong Vira menjauhi penisku, aku bangun dan berlutut di belakang Vira.

“Masukkin Wan, fuck me please, Ohh.. arrghh.. Wan!”, Vira berteriak seiring dengan masuknya batang penisku sedikit-demi sedikit lewat celah stocking yang kugigit tadi.
“Bless.”..Pantat Vira bergerak maju mundur, demikian juga pantatku, saling berlawanan.
“Oh.. ooh.. ahh.. ahh.. God, .. fuck me harder.. Aaahh.. Wawan.. yes”, begitulah kalimat tak beraturan meluncur dari mulut Vira, bersamaan dengan semakin capatnya gerakanku.

Ku remas-remas bongkahan pantat seksinya. Vira menjilati jari-jarinya sendiri.

“Mmhh.. Aaahh.. mmh.”., desah Vira yang membuatku semakin bernafsu untuk menggenjot pantatku.

Kemudian kami berganti posisi. Aku berbaring dan Vira berada di atasku. Vira mengambil ancang-ancang untuk memasukkan penisku ke dalam vagina basahnya. Vira terlebih dahulu mengusap-usapkan penisku di bibir vaginanya. Aku makin kelojotan dengan perlakuan Vira. Centi demi centi penisku dilahap vagina Vira.

“Blessh.”., lengkap sudah penisku dilahap vaginanya.

Vira bergerak turun naik beraturan. Payudaranya bergoyang turun naik pula. Pemandangan indah terebut tidak kulewatkan saat badanku bangun, dan wajahku menghampiri payudaranya. Kuremas dua gunung kembar yang begoyang mengikuti irama siempunya. Kujilati dan kusedot bergantian.
“Errgh.. erghh.. ahh.”., Vira mendesah tanda menikmati genjotannya sendiri.

Kini kutarik tubuh Vira sehingga ikut berbaring di atas tubuhku. Ku mulai menggenjot pantatku dari bawah. Vira teridam dan menengadahkan kepalanya, dan sesaat kemudian Vira berteriak meracau.

“Arrgghh.. oohh.. aah.. enakkhh.. aahh.. nikmathh.. ooh.”., serunya.

Kuyakin posisi seperti ini membuatnya merasakan sensasi yang tiada duanya.

5 menit dengan posisi seperti itu, Vira mengejang, dan berteriak panjang”, AARRGHH.. Shit.. Uuuhh.. Wawan.. aaihh.”., tanda dia mencapai orgasme.

Terlepas penisku dari vaginanya tatkala Vira ambruk di sisiku. Vira ngos-ngosan kecapean. Kini giliranku untuk mendapatkan kepuasan dari Vira. Kubalik tubuh penuh keringat yang mengkilat terkena cahaya lampu.

Sungguh seksi sekali dia saat itu. Kubuka kedua kakiknya, dan ku lucuti stocking hitam yang masih menempel di kakinya yang mulus. Terlihat indah kaki nan putih mulus dari pantat hingga betis. Kujilati lubang anus Vira, dan membuat dia sedikit mengangkat pantatnya keatas.

“Please.. Wawan.. not now.. Give me a break.. Ohh.”., ratapnya ketika mendapat perlakuanku.

Aku tak mempedulikan ratapannya. Justru aku semakin gila dengan perlakuanku, menjilati lubang anusnya dan membuat penetrasi di lubangnya dengan lidahku. Area perineumnya pun tak luput ku jilati. Hingga akhirnya kuputuskan untuk mensodomi Vira, karena kulihat lubang anus Vira agak sedikit besar dibanding orang yang belum pernah disodomi.

“Vir, siap ya.”., kataku sambil mengusapkan ludahku di penis yang masih berdiri tegak.
“Apa.., mau apa Wan.. kamu ma.. AAHH, .. Wan.. Janng.. aahh”, belum selesai Vira bicara, aku telah menancapkan penisku di anusnya.. begitu hangat, sempit dan lembut.

Kutarik kembali perlahan dan kumasukkan lagi. Iramanya ku percapat. Vira pasrah, dan meracau tak karuan.

“Eh.. Ehh.. gimana, .. eh.. enak.. Vir..?, tanyaku sambil menggenjot pantat Vira seksi nan aduhai.
“Ohh.. Wawan eeeh.. aagh.. nikmat Wan.. ah.. Shitt.. C’mon.. harder baby.”., jawabnya.

10 menit aku memompa batang penisku di anusnya, terasa cairan sperma sudah ada di ujung kepala penisku. Buru-buru kutarik keluar penisku, dan kubalik Vira menghadapku. Sambil kukocok, spermaku muncrat di muka Vira.

Vira yang tidak siap menerima spermaku di mukanya, mengelengkan kepala kiri dan kanan, hingga spermaku membasahi rambut dan pipinya. Hingga akhrinya mulutnya terbuka, dan sisa semprotan spermaku masuk di mulutnya. Setelah spermaku habis, dia mengulum penisku. Aku yang masih merasa geli namun nikmat, semakin menikmati sisa-sisa oragasme panjangku.

“God.. Thank you dear.. Vira.”., kataku sesaat setelah roboh ke samping Vira.

“Curang lagi kamu Wan, .. Tau gitu ku minum semuanya.. kasi tau kek mau mucrat di muka, gitu”, Vira cemberut menjawabnya.

Aku hanya tersenyum. Tak terasa kami bercinta cukup lama, hingga jam 10 malam.
Akhirnya Vira memutuskan untuk bermalam di kamarku. Kami masih melakukannya.

Susah dapat bonus dari web lain ? Coba gabung aja di JBMBET ! Proses depo dan withdraw cepat :) Selalu bisa bekerja sama dengan member :) Bonus gampang didapatkan :)
Tunggu apa lagi ? Gabung di JBMBET

Cerita Sex,Cerita Bokep,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Pemerkosaan,Cerita Sex ABG,Cerita Sex Tante,Cerita Bikin Sange.Cerita Tante Girang,Cerita Dewasa,Cerita Panas,Crita Nentot SPG,Cerita Sex Pramugari

0 komentar:

JBM